RADARMUKOMUKO.COM - Roti tawar merupakan makanan sehari-hari yang sering dikonsumsi sebagai sarapan atau camilan. Roti tawar mudah ditemukan, praktis, dan bisa dikombinasikan dengan berbagai isian atau olesan.
Namun, tahukah Anda bahwa roti tawar merupakan salah satu makanan yang bisa memicu kolesterol tinggi?
Kolesterol adalah zat lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk membran sel dan beberapa hormon.
Namun, jika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, maka bisa menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Ada dua jenis kolesterol, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol baik berfungsi untuk mengangkut lemak dari jaringan ke hati untuk diuraikan, sedangkan kolesterol jahat berfungsi untuk mengangkut lemak dari hati ke jaringan.
BACA JUGA:Buah Kabau Lebih Menyengat Dari Jengkol dan Petai, Namun Segudang Manfaat Untuk Kesehatan
BACA JUGA:Selain Menyebabkan Rematik, Ini 5 Bahaya Mandi di Malam Hari
Kadar kolesterol jahat yang terlalu tinggi bisa menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan plak.
Salah satu faktor yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat adalah pola makan yang tidak sehat, terutama mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans.
Lemak jenuh adalah lemak yang berasal dari hewan, seperti daging, susu, keju, dan mentega. Lemak trans adalah lemak yang dihasilkan dari proses hidrogenasi minyak nabati, seperti margarin, shortening, dan minyak goreng bekas.
Nah, roti tawar merupakan salah satu contoh makanan yang mengandung lemak trans. Roti tawar dibuat dari tepung terigu yang dicampur dengan ragi, gula, garam, air, dan minyak nabati.
Minyak nabati ini bisa mengandung lemak trans jika diproses dengan cara hidrogenasi. Lemak trans ini bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kadar kolesterol baik dalam darah.
BACA JUGA:Punya Rasa Khas Gurih dan Manis, Inilah Manfaat Ikan Bawal Bagi Kesehatan
Menurut data dari [DokterSehat], setiap 100 gram (g) roti tawar mengandung sekitar 0,4 gram (g) lemak trans. Jumlah ini sudah melebihi batas konsumsi harian yang direkomendasikan oleh [World Health Organization (WHO)], yaitu tidak lebih dari 2 gram lemak trans.