Kisah Cinta Romantis dan Tragis Para Pahlawan, Tak Kalah Dengan Film Korea atau Sinetron

Minggu 08-10-2023,21:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Keduanya telah bertunangan, cintanya diuji saat kolonial Belanda mengancam menangkap Suwardi karena menulis artikel yang berjudul "Als Ik Een Nederlander was" (Andaikan Aku Seorang Belanda) di sebuah majalah resmi bernama Komite Boemi Poetra. Dalam majalah itu, Suwardi menjabat sebagai sekretaris.

Kabar ini cepat beredar. Sumardinah Martadirja melalui surat menanyakan soal itu kepada adiknya, Sutartinah, yang juga tunangan Suwardi: "Bahwa di Yogyakarta sudah tersiar kabar bahwa kangmas Suwardi hendak mencetuskan pemberontakan kepada pemerintah Hindia Belanda, tolonglah jawab, apakah berita itu benar?".

"Kanda Sumardinah Martadirja, Yogyakarta. Kalau berita itu benar, aku yang lebih dulu tahu, dan jika pun benar, aku sudah siap menghadapi risiko apa pun dengan penuh kebanggaan sebagai keturunan brandal Diponegoro," jawab Sutartinah dalam surat balasan, seperti dikutip Bambang Sokawati Dewantara dalam biografi Nyi Hajar Dewantara.

Bung Hatta

Pantang menikah sebelum Indonesia merdeka, itulah gambaran sosok  Bung Hatta. 

Bung Hatta memilih untuk tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Saat Indonesia sudah merdeka, kemudian akhirnya Bung Hatta mengutarakan keinginannya untuk memperistri Rachmi, seorang gadis asal Bandung.

Lewat bantuan dari Bung Karno untuk menyampaikan keinginan Bung Hatta kepada keluarga Rahcmi, akhirnya keduanya menikah walaupun terpaut usia 24 tahun.

BACA JUGA:Sosok Pahlawan 'Setia Sampai Mati' Mongisidi, Tolak Pengampunan Belanda Rela Ditembus Timah Panas

BACA JUGA:Sultan Hasanuddin dan Putra-Putrinya, Kisah Keharmonisan Keluarga Pahlawan yang Melawan Penjajah

Saat berumah tangga, Bung Hatta dan Rachmi perekonomiannya tergantung pas-pasan bahkan kurang. Meski begitu, keduanya tetap selalu harmonis dan membina rumah tangga selama 35 tahun.

Menariknya, ketika Bung Hatta menikahi Rachmi, beliau memberikan mas kawin buku karangannya saat masih di pengasingan di Digul, dengan judul “Alam Pikiran Yunani”.

Bung Tomo

Bung Tomo dan kekasihnya Sulistina bertemu di medan perang. Waktu itu Sulistina merupakan anggota PMI sedang Bung Tomo merupakan pendiri Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia.

Di situasi tegang mempertahankan kemerdekaan, cinta keduanya bersemi dan Bung Tomo pun menikahi Sulistina sesuai janjinya.

Kamu pasti ingat dengan orator keras Bung Tomo dalam membakar semangat arek-arek Surabaya pada melawan NICA. Ternyata selain tegas dan punya suara garang, Bung Tomo juga sosok pria yang super romantis. 

Tidak hanya rajin mengirim surat kepada sang istri saat mereka berjauhan, Bung Tomo juga selalu menyapa sang istri dengan panggilan sayang. 

Kategori :