Suatu malam Bung Karno didatangi orang dengan membawa sebalok kayu pohon Pucang Kalak yang ia potong dengan tangannya, balok itu diserahkan kepada Bung Karno.
"Untuk menghadapi para Jenderal..!! " kata orang itu. Lalu Bung Karno menyuruh salah seorang seniman Yogyakarta untuk membuat kayu itu menjadi Tongkat Komando.
Tertulis dalam buku biografi Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia oleh Cindy Adam Bung Karno mengatakan bahwa tongkat komandonya itu tidak memilki daya sakti atau daya linuih. "Itu hanya kayu biasa yang aku gunakan sebagai bagian dari penampilanku sebagai pemimpin dari sebuah negara besar", kata Bung Karno kepada Cindy Adams pada suatu saat di Istana Bogor.
Disi lain Dalam biografi menceritkan dalam sebuah pertemuan Presiden Kuba Fidel Castro becanda sambil memgang tongkat Bung Karno "Apakah tongkat ini sakti seperti tongkat kepala suku Indian? "
BACA JUGA:Inilah Sosok Dibalik Suksesnya Aplikasi DANA, Siapa Dia? Berikut Profilnya
Bung Karno hanya tertawa saja mendengar pertanyaan itu.
Pada umumnya banyak dari masyarakat Indonesia mempercayai bahwa tongakat Bung Karno bukanlah sembarang tongkat. Tapi tongkat komando Bung Karno adalah tongkat sakti, yang berisi keris pusaka ampuh.
Dikisah yang lain ada yang sangat menggemparkan rakyat Indonesia kerika Peristiwa Bung Karno ditembak dari jarak dekat saat sholat Idul Adha.
Namun tembakan itu meleset jauh dari sasaran Tembakan, inilah yang membuat heboh, bagaimana bisa penembaknya seorang jago perang terlatih, menembak dari jarak 5 meter, tetapi tidak kena sehingga Bung Karno selamat dari amukan peluru.
Terungkap disidang pengadilan, penembak Bung Karno, menjawab dari pertanyaan, apa yang dilihat penembak saat itu adalah Bung Karno membelah dirinya menjadi dua.
Keadaan inilah yang membuat bingung si penembak, yang mana Bung Karno, hingga akhirnya peluru jauh meleset tanpa mengenai Bung Karno.
Apa kata Bung Karno? “Ah… itu semua karena lindungan Allah, karena ia setuju dengan apa-apa yang aku kerjakan selama ini.
Namun kalau pada waktu-waktu yang akan datang Tuhan tidak setuju dengan apa-apa yang aku kerjakan, niscaya dalam peristiwa (pembunuhan) itu, aku bisa mampus,” kata Bung Karno.
Berita ini dikutip dari sumber nasional.okezone.com dan sumber lainya.