Pada tahun 1702, Pastor Martelli dari Ordo Theatin datang ke Bengkulu untuk melayani kehidupan rohani para tentara dan masyarakat Eropa Katolik di Benteng York. Pastor Martelli melaporkan bahwa jumlah umat Katolik di Bengkulu mencapai 300 orang pada tahun 1703.
Namun, karya misi Pastor Martelli tidak berlangsung lama, karena ia dibunuh saat melayani umat di daerah pedalaman Kalimantan pada tahun 1706.
Pastor Castelli yang menjadi rekan kerjanya pun harus bekerja sendiri melayani umat di Bengkulu. Ia juga mengalami serangan dan penghancuran rumahnya oleh rakyat Bengkulu yang tidak senang dengan kehadiran Inggris.
Penjajahan Inggris di Bengkulu berakhir setelah terjadi penyerahan wilayah sesuai Traktat London tahun 1824, yang menyerahkan Malaka dan Singapura kepada Inggris, dan sebagai gantinya Belanda memperoleh Bengkulu.
Benteng Marlborough tetap difungsikan oleh Belanda hingga masa perang kemerdekaan usai.
Artikel ini dilansir dari berbagai sumber : News Liputan6.com dan Indonesia Traveler