RADARMUKOMUKO.COM - Bengkulu adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera yang memiliki sejarah panjang dan menarik.
Provinsi ini pernah menjadi wilayah jajahan Inggris selama 139 tahun, dari tahun 1685 hingga 1824. I
nggris masuk ke Bengkulu dengan tujuan menjalin hubungan dagang, namun kemudian membangun benteng dan rumah pemerintahan untuk menguasai daerah ini.
Salah satu peninggalan sejarah Inggris yang masih berdiri kokoh hingga kini adalah Benteng Marlborough, yang dulunya bernama Benteng York.
Benteng ini terletak di antara laut dan Sungai Serut, dan merupakan salah satu benteng terbesar yang pernah dibangun oleh Inggris di Asia Tenggara.
Benteng ini memiliki luas sekitar 44.000 meter persegi, dengan tembok setinggi 10 meter dan ketebalan 3 meter.
BACA JUGA:Tradisi Pernikahan Yang Nyeleneh, Syarat Sah Perkawinan Malam Pertama Mertua Ikut ke Kamar
Benteng Marlborough dibangun pada tahun 1713 oleh Joseph Collet, yang merupakan gubernur jenderal Inggris pertama di Bengkulu.
Benteng ini memiliki bentuk segi delapan dengan empat bastion di sudut-sudutnya.
Di dalam benteng terdapat beberapa bangunan penting, seperti gudang senjata, ruang sidang, ruang tahanan, rumah sakit, gereja, dan rumah kediaman gubernur.
Selain Benteng Marlborough, ada juga rumah kediaman gubernur jenderal Inggris yang saat ini digunakan sebagai kediaman resmi Gubernur Bengkulu.
Rumah ini berhadapan langsung dengan monumen pemantau tsunami atau view tower. Rumah ini dibangun pada tahun 1714 oleh Joseph Collet, yang merupakan gubernur jenderal Inggris pertama di Bengkulu.
Rumah ini memiliki arsitektur bergaya kolonial dengan atap limas dan dinding putih. Di depan rumah terdapat taman yang rindang dengan patung Sir Thomas Stamford Raffles, yang merupakan gubernur jenderal Inggris terakhir di Bengkulu. Raffles dikenal sebagai pendiri Singapura dan peneliti flora dan fauna Indonesia.
Tidak hanya bangunan, penjajahan Inggris juga membawa pengaruh bagi perkembangan agama Katolik di Bengkulu.