RADARMUKOMUKO.COM - Parang Nabur adalah senjata tradisional yang berasal dari Papua, khususnya suku Dani. Senjata ini berbentuk seperti pedang dengan ujung yang runcing dan tajam di satu sisi.
Parang Nabur memiliki panjang sekitar 80 cm, lebar 5 cm, dan tebal 1 cm. Parang Nabur terbuat dari besi dan memiliki hiasan berupa ukiran geometris di bagian gagang.
Parang Nabur memiliki sejarah yang panjang dan penuh dengan kisah heroik. Menurut salah satu versi, parang ini dibuat oleh para leluhur suku Dani yang mendapat ilham dari alam. Mereka mengamati bentuk daun pisang yang melengkung dan tajam di ujungnya.
BACA JUGA:Badik Senjata Bugis Ilham dari Alam Meniru Daun Sirih, Dipercaya Dapat Meningkatkan Keberanian
BACA JUGA:Kisah Cinta Tan Malaka dan Syarifah, Terhalang Perjodohan Orang Tua, Setelah Janda Itu Pilihan
Mereka kemudian mencoba membuat senjata yang menyerupai daun pisau tersebut dengan menggunakan besi atau baja yang ditempa dengan api. Mereka juga menghiasi parang dengan ukiran-ukiran yang menggambarkan gunung, sungai, atau hewan.
Menurut versi lain, parang ini dibuat oleh para pejuang Papua yang melawan penjajah Belanda dan Indonesia pada abad ke-20.
Parang ini digunakan sebagai senjata utama dalam berbagai pertempuran, baik melawan tentara, polisi, maupun milisi. Parang ini juga digunakan sebagai simbol perlawanan, kebebasan, dan kemerdekaan.
Parang Nabur juga memiliki kisah mistis yang melekat padanya. Parang ini dipercaya memiliki kekuatan gaib yang dapat memberikan keberanian, kesaktian, atau kekebalan bagi pemiliknya.
Beberapa parang bahkan dikatakan memiliki roh atau khodam yang dapat berkomunikasi dengan pemiliknya.
Parang Nabur menjadi salah satu senjata tradisional yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia dalam melawan penjajah Belanda dan Indonesia.
Salah satu pejuang yang terkenal menggunakan parang ini adalah Theys Hiyo Eluay, seorang tokoh Papua Merdeka yang dibunuh oleh Kopassus pada tahun 2001. Ia menggunakan parang ini sebagai senjata andalannya dalam perjuangan bersama rakyat Papua.
BACA JUGA:Perempuan Cimahi Yang Angkat Senjata di Medan Perang, Namanya Tidak Terlalu Dikenal
Saat ini, parang Nabur masih dilestarikan sebagai warisan budaya bangsa. Parang ini dapat ditemukan di beberapa museum pusaka di Indonesia, seperti Museum Negeri Papua di Jayapura, Museum Nasional Indonesia di Jakarta, dan Museum Pusaka Nusantara di Bogor.
Parang ini juga masih digunakan oleh beberapa kelompok bela diri tradisional Papua, seperti Pencak Silat Suku Dani dan Pencak Silat Suku Asmat.