Ia mengirimkan para maling dan pelacur ke daerah-daerah pendudukan Belanda. Sebuah ide yang aneh namun sangat brilian, yaitu mengirimkan penyakit masyarakat ke daerah lawan. Ini psywar yang out of the box.
Bukan saja palacur dan maling kota Yogyakarta yang dikumpulkan, tapi juga dari Surabaya dan Gresik.
BACA JUGA:Inilah Kota-kota Paling Toleran di Indonesia Versi SETARA Institute, Apakah Kotamu Termasuk?
Layaknya akan berperang melawan musuh, para pelacur dan maling mendapat “pelatihan militer’ berupa pendidikan disiplin dan ilmu perang.
Instrukturnya juga bukan kaleng-kaleng, tapi para tentara yang sudah terjun dalam berbagai palagan, salah satunya Kolonel TB Simatupang.*