Namun pernikahan Bung Karno dan Inggit harus kandas saat mengungsi di Bengkulu. Alasannya keduanya tak dikarunia seorang anak dan kala itu Inggit menolak keras untuk di madu karena Bung Karno ingin menikahi anak tokoh Muhammadiyah Bengkulu, Fatmawati.
Tanggal 1 Juni 1943, Sukarno menikahi Fatmawati. Usai Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 dan Sukarno menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pertama, Fatmawati-lah yang menjadi first lady alias ibu negara. Sementara Inggit tetap sendiri dan masih tinggal di Bandung.
Sukarno wafat di Jakarta pada 21 Juni 1970 setelah nyaris seluruh kekuasaannya dilucuti oleh Soeharto yang menggantikannya sebagai presiden.
Begitu mengetahui Sukarno telah meninggal, Inggit langsung bergegas menuju ke Jakarta, ke Wisma Yaso, rumah duka mantan suaminya itu.
Di samping jasad Sukarno, Inggit berucap dalam bahasa Sunda diiringi isak tangis yang sedikit tertahan. "Kus, kiranya Kus mendahului, Inggit doakan...,” sampai di sini, kata-kata Inggit terhenti. Ia tak kuasa menahan kepedihan atas kepergian lelaki yang sangat dicintainya itu.*