Kisah Tante Dolly Perintis Bisnis Esek-Esek Gang Dolly, Sumber Perekonomian Andalan Sebelum Ditutup

Rabu 13-09-2023,20:10 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Dolly adalah nama panggilannya. Sesuai nama yang tertulis di prasasti makamnya di Sukun, Kota Malang, nama belakangnya adalah Chavid. Sedangkan nama depan dan nama tengahnya disingkat menjadi D. A. Chavid.

Melansir dari wikipedia, Pada awalnya, lokasi tempat berdirinya Gang Dolly merupakan pemakaman umum, kemudian dibongkar pada tahun 1960 sampai 1967 sehingga pada saat itu sebagian besar menjadi tanah kosong.

Pemerintah Kota Surabaya kala itu mengizinkan masyarakat membeli tanah di lokasi tersebut, hingga pada tahun 1968 seorang perempuan keturunan campuran Belanda, Jawa, Manado, dan Filipina, Dolly Chavit (1929-1991) yang dikenal dengan nama Tante Dolly van der Mart, menginjakkan kaki di Surabaya untuk pertama kalinya. 

Dolly dan suami, Van der Mart, membeli sebidang lahan bekas pemakaman di Jarak, kemudian ia mendirikan sekaligus mengelola lokalisasi prostitusi mulai tahun 1969. 

Dari sanalah nama Gang Dolly berasal dan digunakan sebagai nama jalan sekaligus bisnis lokalisasi prostitusi. Dolly dan keluarga mengelola bisnis ini sampai ia meninggal pada tahun 1991.

Keturunan dari Dolly sampai sekarang masih ada di Surabaya, meskipun sudah tidak mengelola bisnis lagi sepeninggal Dolly. 

Kawasan Dolly berada di tengah kota, berbaur dengan pemukiman penduduk yang padat, di kawasan Putat Jaya, Surabaya. Kompleks lokalisasi Dolly menjadi sumber rezeki bagi banyak pihak. 

Bukan hanya bagi pekerja seks, tetapi juga pemilik warung, penjaja rokok, tukang parkir, tukang ojek, dan tukang becak. Para pekerja seks berasal dari Semarang, Kudus, Pati, Purwodadi, Nganjuk, Surabaya, dan Kalimantan.*

Kategori :