Kisah Tante Dolly Perintis Bisnis Esek-Esek Gang Dolly, Sumber Perekonomian Andalan Sebelum Ditutup
Kisah Tente Dolly Perintis Bisnis Esek-Esek Gang Dolly, Sumber Perekonomian Andalan Sebelum Ditutup--
RADARMUKOMUKO.COM - Rasanya semua tahu dengan Gang Dolly walau belum pernah mengunjunginya. Gang Dolly disebut-sebut sempat menjadi kompleks pelacuran terbesar di Asia yang berada di Surabaya, tepatnya di Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Kawasan prostitusi yang sudah berdiri sejak 1967 resmi ditutup pada 2014 oleh Pemkot Surabaya di bawah Wali Kota Tri Rismaharini (Risma).
Semasa masih aktif hingga ditutup pada 2014, Gang Dolly sangat terkenal, bukan saja dalam negeri, tapi hingga ke luar negeri. Sehingga pusat porstitusi ini digadang-gadangkan terbesar di Asia.
Tak dipungkiri sejak belasa bahkan puluhan tahun, banyak warga sekitar menggatungkan kehidupannya lewat bisnis prostitusi ini.
Para perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang buka layanan di gang dolly bukan saja dari penduduk Surabaya, tapi rata-rata mereka adalah pendatang, bagkan kabarnya juga ada PSK dari luar negeri atau blasteran.
BACA JUGA:Keberhasilan Presiden Soeharto 32 Tahun Menjabat, 'Piye kabare le? Penak jamanku, to?'
BACA JUGA:Kesenian dan Kebudayaan Unik Timor Leste, Buaya Sebagai Hewan Suci
Selama beroperasi bertahun-tahun tersebut, kawasan ini tidak pernah sepi dari pengunjung, baik pria hidung belang yang memang datang untuk mendapat layanan dari para PSK maupun orang-orang yang sekedar melihat-lihat.
Apalagi semasa itu banyak pedagang makanan yang menjajal dagangannya di kawasan ini, terutama saat malam hari.
Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur berpakaian seksi dipajang di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Hingga para tamu atau pria yang ingin mencari hiburan tingga memilih tempat dan wanita yang akan menemaninya.
Terkait dengan asal usul gang Dolly, hingga mengapa diberi nama gang Dolly, ada berbagai versi yang menjelaskan.
Ada yang mengatakan Gang Dolly ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda yang dikenal dengan nama Dolly van der mart.
Versi lain menyebutkan, ia adalah seorang laki-laki karena ia kerap dipanggil 'Papi Dolly' oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan karena panggilan itu, ada yang menyebut bahwa Dolly adalah wanita yang menyukai sesama jenis alias lesbian.
BACA JUGA:Akhir Kisah Nyai Dasima, Wanita Simpanan Tanpa Ikatan Pernikahan di Era Penjajahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: