RADARMUKOMUKO.COM - Seperti yang ada dalam sejarahnya, saat mulai berkuasa di Indonesia setelah Belanda menyerah pada Maret 1942. Jepang melakukan tindakan kejam dan sadis terhadap orang-orang Eropa terutama Belanda dan Inggris yang ada di Indonesia.
Setiap orang Belanda ditawan. Pria, wanita, anak-anak, orang tua, menjadi tawanan, bahkan perempuan Belanda juga dijadikan pelampiasan nafsu tentara Belanda.
Para perempuan Belanda ratusan tahun hidup terhormat dipaksa tidur di atas ranjang kayu dan harus siap melayani tentara Jepang secara bergantian kapan pun tanpa bisa melawan.
Warga Eropa lainnya mulai dari sipil hingga tentara Inggris dan Australia, juga ikut disekap di kamp-kamp tahan militer dan sipil Jepang.
Namun, saat itu Jepang tidak menahan warga Jerman dan Italia yang berada di Hindia Belanda karena kedua negara tersebut adalah sekutu mereka di Perang Dunia II.
BACA JUGA:Bakal Calon Presiden Anies Baswedan Ternyata Cucu dari Pahlawan Nasional Abdurahman Baswedan
Selanjutnya warga pribumi Indonesia, juga mendapat tindakan kejam serupa dari Jepang yang awalnya membuat janji manis.
Bukan itu saja, ternyata tentara Jepang juga membawa gadis dari Cina dan Korea sebagai Jagun Lanfu atau pelayan untuk dilecehkan.
Mereka bahkan menganggap berhubungan s3ksual dengan wanita pribumi sebagai bagian dari rekreasi.
Melansir dari kurusetra.republika.co.id, R P Suyono dalam bukunya 'Seks dan Kekerasan pada Zaman Kolonial, menuliskan, selain wanita China, Korea, dan Indonesia, perempuan-perempuan Belanda menjadi sasaran nafsu tentara Jepang.
Bahkan ada 20 kamp tawanan di Jawa Tengah untuk mengumpulkan perempuan dan anak-anak Belanda.
Mereka datang bertahap, 100 orang pertama datang dengan bus dari berbagai daerah di Jawa. Setelah itu datang lagi 600 orang lagi dari Surabaya yang datang pada 23 Oktober 1943.
Dari berbagai sumber sejarah lainnya, menjelaskan tiga tahun dari 1942-1945, Jepang berkuasa. Kekejamannya sangat menyakitkan.
Cerita soal romusha hingga jugunianfu sudah kesohor. Keduanya menggambarkan betapa bengisnya tentara Jepang saat itu.