Ternyata di tanah suci itulah kehidupan Bung Tomo berakhir. Diceritakan dalam buku "Bung Tomo Suamiku" tubuh Bung Tomo tiba-tiba panas setelah melaksanakan tawaf dan sa'i.
BACA JUGA:Bakal Calon Presiden Anies Baswedan Ternyata Cucu dari Pahlawan Nasional Abdurahman Baswedan
Bung Tomo lalu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Kondisi Bung Tomo sempat pulih. Panasnya turun. Sang pahlawan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Bung Tomo wafat pada 7 Oktober 1981 ketika sedang wukuf di Padang Arafah, Mekkah. Jasad Bung Tomo dimakamkan di Arafah.
Perlu diingat dalam pertempuran 10 November, Bung Tomo tak hentinya menggelorakan semangat rakyat untuk menentang penjajah. Ia meneriakkan orasi yang petilannya kita kenal sampai sekarang:
“…. Kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara,
lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!”
Kata-kata itu terus memantikkan keberanian pada para pejuang.*