Belanda Tidak Berkutik dan Babak Belur Hadapi Empat Suku Asli Indonesia Ini, Punya Ilmu Gaib

Minggu 03-09-2023,00:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Nias 

Salah satu daerah di Indonesia yang paling sulit ditaklukkan oleh Belanda adalah Nias. Nias memang terkenal dengan suku-sukunya yang mahir dalam bertarung. 

Wilayah yang paling sulit ditaklukkan di Nias adalah Kabupaten Nias Selatan, tepatnya di Orahili Fau, banua raja Lahelu’u Fau yang secara administratif kini dikenal sebagai Desa Orahili Fau di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.

Belanda harus menelan kekalahan berkali-kali saat melawan petarung-petarung dari Nias. Tak terhitung jumlah berapa kali orang-orang dari suku Nias Selatan berhasil mengusir Belanda dari tanah kelahiran mereka. 

Hingga akhirnya Belanda memberi julukan kepada Lahelu’u sebagai De Verdrijver der Hollanders (pengusir orang-orang Belanda).

BACA JUGA:Mau Hidup Lebih Bahagia? Yuk, Ikuti Cara Bersyukur Ini dari Ustadz Adi Hidayat dengan Mengucapkan Kalimat Ini

BACA JUGA:Sakitnya Disini, Tradisi Unik Prasah Maharnya Pengantin harus Menggiring Kerbau yang Ngamuk

Tahun 1864 menjadi tahun efektifnya Belanda menguasai Nias. Jadi Belanda butuh waktu 171 tahun (1693-1864) untuk bisa benar-benar menguasai Nias. 

Dan Belanda menjajah Nias 81 tahun (1864-1945), bukan 350 tahun sebagaimana anggapan selama ini.

Dayak

Belanda memberi julukan perlawanan Suku Dayak dengan 'pasukan hantu'. Julukan itu karena kemampuan perang orang-orang Dayak yang mengerikan. 

Suku Dayak adalah suku yang diketahui tinggal dan melakukan aktivitas di dalam hutan. Inilah alasan mengapa Belanda sulit menaklukkan orang-orang Dayak. 

Selain karena menguasai Medan, menurut pasukan Belanda, orang-orang dayak mempunyai kemampuan berkamuflase yang sangat hebat ketika berada di hutan.

Tak hanya itu, orang-orang dayak juga dikenal memiliki kemampuan bertarung yang handal. Selain hebat dalam bertarung jarak dekat menggunakan Mandau-nya, suku Dayak juga lihai bertarung jarak jauh menggunakan sumpit tiup yang beracun. 

Konon, Mandau Dayak itu mampu terbang sendiri dan mencari musuh. 

Sementara sumpit tiup itu tak kalah mematikannya dengan senapan sniper milik penjajah, karena di ujung sumpit tiup telah diolesi racun dari getah Ireng. 

Kategori :