Masa Bersiap merupakan sebuah teror, kekacauan, dan kekerasan yang dilatarbelakangi amarah dan keinginan balas dendam pribumi terhadap kolonialisme Belanda.
Walau utama dari aksi ini adalah sisa-sisa tentara Belanda yang belum mudik beserta keturunannya juga orang Indo eropa, tapi juga banyak korban yang merupakan orang Maluku dan orang Tionghoa.
Melansir dari wikipidia dan sumber lainnya, Fase revolusi nasional Indonesia ini disebut "Bersiap" oleh orang-orang Indo Belanda (Eurasia) yang selamat dari periode penuh konflik ini dan digunakan dalam karya akademis Belanda dan Inggris.
Istilah ini berasal dari seruan perang pro-Republik Indonesia dan seruan terus-menerus untuk mengangkat senjata: "Siap!" - "Siap!" yang terdengar ketika orang yang tampak sebagai musuh potensial revolusi memasuki daerah pro-republik.
Tetapi banyak istilah lain yang dipakai seperti gedoran di Depok, ngeli di Banten dan sekitarnya, dan gegeran atau dombreng di Jawa Tengah.
Periode ini diawali oleh peralihan kekuasaan dari Tentara Kekaisaran Jepang kepada pemerintahan Republik Indonesia.
Estimasi jumlah korban dari kekacauan ini berkisar antara 3.500 hingga 20.000 jiwa yang terdiri atas orang Belanda beserta keturunannya. Juga banyak terbunuh orang Tionghoa, orang Jawa, orang Maluku, dan kelompok lain dari status sosial ekonomi yang tinggi.
Maka jarang ditemukan orang keturunan Belanda atau Eropa yang tinggal di Indonesia setelah kemerdekaan, karena banyak yang menjadi korban dalam Masa Bersiap atau melarikan diri ke Eropa.
BACA JUGA:Dulu Menjadi Penjajah, Kini Belanda Kekurangan Penjahat Hingga Puluhan Penjara Terpaksa Ditutup
BACA JUGA:Kisah Cinta Bung Hatta, Putus Tunangan Demi Perjuangan dan Soekarno Sebagai Mak Comblang
Peristiwa bermula dengan dijarah dan dirampoknya Depok oleh para Pemoeda atau Pelopor pada tanggal 9 Oktober 1945.
Depok waktu itu dikenal sebagai pusat tempat tinggalnya orang Indo.
Sedangkan masa akhir Bersiap ditetapkan selesai dengan munculnya aksi Agresi Militer Belanda I atau Aksi Polisi Belanda I pada bulan Januari 1947.
Namun pemerintah Belanda mendefinisikan masa ini lebih luas, yaitu dari Kapitulasi Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945 sampai pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Indonesia lebih sering menyebut periode itu sebagai Revolusi Nasional Indonesia atau Agresi Militer, yakni masa-masa mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda pada periode 1945-1950.
Juga dijelaskan beberapa pendapat, setelah belanda mengakui kemerdekaan indonesia di 1949, orang indo belanda meneruskan kehidupan mereka di indonesia, namun karena sentimen anti Belanda yang tinggi karena isu papua barat, akhirnya sukarno melakukan persona non grata pada penduduk Belanda.