Kedekatan Soekarno dan Wanita PSK, Peran Besarnya Menjadi Intelijen Handal Mengorek Info Penjajah

Rabu 30-08-2023,20:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

“Sekarang dengarlah, tuan Sukarno, kami tahu dengan pasti, bahwa tuan ada disebuah rumah pelatjuran semalam. Apakah tuan mengingkarinya?” “Tidak, tuan” jawab Sukarno kepada Komisaris. 

BACA JUGA:Kisah Titin Sumarni, Artis Digemari Soekarno yang Berakhir Menyedihkan dalam Kemalaratan

BACA JUGA:Kisah Cinta Presiden Soeharto dan Ibu Tien, Benih Cinta Tumbuh Setelah Menikah dan Setia Selamanya

“Saya tidak dapat berdusta kepada tuan. Tuan mengetahui saya, saya kira." Perwira polisi itu bertanya lagi lebih dalam dengan galak: “Untuk apa? Kenapa tuan pergi kesana?" “Apa maksud tuan? Bukankah saya seorang lelaki? Bukankah umur saya lebih dari 16 tahun?” Sukarno bertanya balik, tapi si perwira terus ngotot mendesak ingin tahun. 

Sukarno pun berusaha pasang wajah mesum agar teryakinkan dia adalah hidung belang yang datang bercinta dan bukan rapat. 

“Yaaahhh, dugaan tuan untuk apa saya ke sana? Untuk bercintaan dengan seorang perempuan, itulah alasannya," kata Sukarno.

Dalam autobiografinya, Sukarno mengakui bahwa "pelacur adalah mata-mata yang paling baik di dunia.” 

Setidaknya mereka menurutnya lebih hebat dibanding intel melayu yang suka bawa handy talky dan berjaket hitam. 

Kepada kolega-koleganya di Partai Nasional Indonesia (PNI), Sukarno pernah mengajarkan, “Kalau menghendaki mata-mata yang jempolan, berilah aku seorang pelacur yang baik.” 

Daya tarik pelacur menjadi alat penting dalam dunia intelijen.

Hasilnya, mengagumkan menurut Sukarno, juga koleganya. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan para pelacur itu untuk membantu kaum pergerakan nasional.

BACA JUGA:Presiden Soekarno Miliki 9 Istri dan 11 Anak, Berikut Nama dan Penjelasannya

BACA JUGA:Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak

Paling tidak, “aku dapat menyuruh mereka menggoda polisi Belanda. Jalan apa lagi yang lebih baik supaya melalaikan orang dari kewajibannya selain mengadakan percintaan yang bernafsu dengan dia” Selain mengelabui polisi, para pelacur itu bisa juga mengorek keterangan dari polisi itu dengan daya goda birahi yang menggetarkan polisi-polisi kolonial.

 “Dan betul-betul ia memperolehnya. Polisi-polisi yang tolol ini tidak pernah mengetahui, dari mana datangnya keterangan yang kami peroleh.” Hal macam ini sulit diperoleh dari kader partainya. 

Selain mengelabui dan mengorek informasi dari aparat kolonial, mereka juga menyumbang harta. Karena mereka selalu didatangi laki-laki hidung belang yang mencicipi tubuh mereka dengan imbalan uang, mereka lebih sering punya uang dibanding anggota partai yang dipimpin Sukarno.

Kategori :