Ada suku tertentu yang kerap melakukan perbuatan mengerikan ini di hutan-hutan pedalaman. Tercatat beberapa tahun lalu terdapat laporan praktik kanibalisme oleh Suku Korowai.
Laporan itu menyebutkan seorang ayah tega memakan putrinya sendiri berusia tiga tahun.
Caranya sangat sadis, yakni sang gadis kecil itu dimakan dengan digigit lehernya, dan dinikmati daging dan darahnya sebagaimana orang makan tanpa berpikir rasa berdosa.
Namun, ritual kanibalisme tersebut hanya dilakukan terhadap para pelanggar adat dan hukum.
Pengusiran Begu Ganjang, Suku Batak
Begu Ganjang merupakan makhluk halus yang dipercaya oleh etnis Batak Toba terutama di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Hantu ini dinamakan begu ganjang yang artinya hantu panjang.
Sosok ini konon berwujud tinggi besar dengan rambutnya yang panjang dan wajah yang mengerikan. Keberadaan hantu ini dipercaya oleh masyarakat Batak sebagai pembawa keburukan atau kesialan seperti warga yang meninggal secara tiba-tiba dan jatuh sakit.
BACA JUGA:Sungguh Malang Wanita dari Lima Suku Ini, Jalani Tradisi Yang Menyakitkan Lahir Batin
BACA JUGA:Inilah Suku naulu Pemburu Kepala di Pulau Seram, Ini Motif dan Makna di Balik Tradisi Mereka
Tradisi ini mereka lakukan dengan mendatangkan dukun yang akan memimpin ritual untuk membersihkan desa mereka dari ilmu hitam termasuk begu ganjang.
Hantu ini merupakan kepercayaan sebagian masyarakat saja, dan menjadikannya sebagai peliharaan. Tradisi ini termasuk tradisi kepercayaan yang berbahaya, karena orang-orang yang memelihara begu ganjang ini kerap dibunuh oleh orang-orang yang membenci ilmu-ilmu hitam karena dianggap meresahkan.
Tradisi Memotong Jari dari Suku Dani Papua
Suku Dani adalah salah satu suku di bagian timur Indonesia yang mempunyai tradisi cukup mengerikan. Jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, suku ini akan memotong jari mereka sebagai bentuk rasa duka dan sebagai upaya untuk mencegah malapetaka tidak terjadi kembali dalam keluarga yang berduka.
Menurut kepercayaan suku Dani, jari mempunyai arti yang cukup merinding. Mereka menganggap bahwa jari tangan adalah simbol dari kerukunan, ketekunan, dan kesatuan manusia dalam bekerja.
Itulah mengapa, jari menjadi bagian tubuh yang sesuai untuk menggambarkan kehilangan dalam kesatuan keluarga. Alat yang biasa dipakai untuk memotong jari umumnya memakai kapak atau parang, ada juga yang menggigit ruas jari sampai putus.
Saat ini, suku Dani sudah mulai meninggalkan ritual tersebut karena masyarakatnya sudah mulai mengenal Tuhan dan agama. Saat ini, hanya tinggal sejumlah orang yang jarinya terpotong karena melakukan tradisi tersebut di masa lalu.*