BACA JUGA:Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Kondisi Politik Indonesia Masih Kacau dan Ekonomi Terpuruk
Di Desa Bogo, Kedunggalar, Ngawi, mobil Suryo berpapasan dengan sisa-sisa gerombolan PKI.
Pada saat itu pula dari arah Madiun datang mobil yang ditumpangi oleh Komisaris Besar (Kolonel) Polisi M Duryat dan Komisaris (Mayor) Polisi Suroko dalam perjalanan ke Yogyakarta.
Kedua mobil itu diperintahkan berhenti oleh gerombolan PKI tersebut.
Suryo, Duryat, dan Suroko diperintahkan turun dari mobil. Mereka dibawa ke hutan. Di tempat inilah Gubernur Suryo dan dua orang lainnya itu dihabisi PKI.
BACA JUGA:Pemilu Pertama Indonesia 1955 Diikuti Parpol dan Ormas Termasuk PKI, TNI dan Polisi Boleh Nyoblos
Empat hari kemudian, jenazah Suryo ditemukan penduduk di Kali Kakah, Dukuh Ngandu, Desa Bangunrejo, Kedunggalar, Ngawi, lalu dibawa ke Madiun dan dimakamkan di Sawahan, Desa Kepolorejo, Magetan.
Di tempat Gubernur Soerjo, Kolonel Polisi Duryat, dan Mayor Polisi Suroko, dibunuh oleh PKI, dibangun Monumen Soerjo. Monumen ini diresmikan pada 28 Oktober 1975 oleh Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Witarmin.
Pada menumen dituliskan sini telah gugur pahlawan-pahlawan bangsaku: 1. Almarhum Bapak Soerjo, Gubernur I Jawa Timur 2. Doerjat, Kombes Polisi I 3. Soerono, Kompol Polisi I, akibat kekejaman PKI di bulan Nopember 1948.*