RADARMUKOMUKO.COM - Kelancara proses kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 juga tidak terlepas dari peran seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, Laksamana Muda Tadashi Maeda.
Rumahnya di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat, menjadi saksi bisu dari peristiwa bersejarah yang terjadi pada 16 dan 17 Agustus 1945. Dimana rumah tersebut disusun naskah teks proklamasi yang dibacakan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno - Hatta.
BACA JUGA:Hubungan Rusia dan Indonesia Sejak Kolonialisme, Dukung Kemerdekaan RI Hingga Rebut Irian Barat
Saat Jepang tengah menjajah Indonesia, Laksamana Maeda menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang.
Maka pemilihan kediaman Laksamana Maeda tersebut karena memiliki hak imunitas terhadap Angkata Darat Jepang, sehingga akan tetap aman.
Juga Laksamana Maeda memiliki simpati terhadap perjuangan rakyat Indonesia dan bersedia membantu persiapan kemerdekan Republik Indonesia.
Ia bahkan mau mempertaruhan nasibnya dan menjadikan kediamannya sebagai tempat untuk melakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Laksamana Maeda lahir di kota Kajiki, prefektur Kagoshima, Jepang, pada tanggal 3 Maret 1898. Ayah Maeda merupakan seorang kepala sekolah di Kajiki dan keluarganya merupakan keluarga keturunan kelas samurai.
BACA JUGA:Sejarah Pemberontakan DI/TII Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Ujian Paling Berat Bangsa
Laksanama Maeda masuk ke Akademi Angkatan Laut Jepang saat usianya 18 tahun. Di akademi tersebut, Maeda mengambil spesialisasi navigasi, dan pada tahun 1930 ia telah berpangkat letnan satu dalam Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Melansir dari wikipedia, Saat Jepang menyerbu Hindia Belanda, Maeda ditugaskan untuk mengatur operasi-operasi AL di wilayah Irian Jaya.
Setelah invasi usai dan pemerintah kolonial Belanda jatuh, Maeda ditugaskan ke Batavia/Jakarta sebagai penghubung antara AL Jepang dan Angkatan Darat ke-16 Jepang.
BACA JUGA:Ternyata Ada Beberapa Negara yang Tidak Memiliki Hari Kemerdekaan, Salah Satunya Adalah Inggris
Singkat cerita, setelah Jepang dibom atom Sekutu pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Kekalahan Jepang semakin dekat. Hal ini membangkitkan semangat pemuda Indonesia untuk segera mencapai kemerdekaan.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, tiga tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat dipanggil oleh Panglima Tertinggi Jepang di Asia Tenggara, Marsekal Terauchi di markas besarnya di Dalat (sekarang Ho Chi Minh ) di Vietnam.