Ternyata TItanic Butuh Batu Bara Sebagai Bahan Bakar Sebanyak Ini? Untuk Menggerakkan Mesin Dalam Pelayaran

Kamis 17-08-2023,08:30 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Ahmad Kartubi

RADARMUKOMUKO.COM -Titanic adalah kapal penumpang super Britania Raya yang tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada tahun 1912 setelah menabrak sebuah gunung es.

Kapal ini merupakan kapal terbesar di dunia pada saat itu, dengan panjang 269 meter, lebar 28 meter, dan berat 46.328 ton.

BACA JUGA:Misteri Tenggelamnya Kapal Titanic : Kemana Perginya 1160 Jasad Titanic yang Tidak Pernah Ditemukan?

Kapal ini mampu mengangkut 2.224 penumpang dan 892 awak, serta memiliki fasilitas mewah seperti gimnasium, kolam renang, perpustakaan, dan restoran kelas atas.

Untuk menggerakkan kapal raksasa ini, Titanic membutuhkan bahan bakar berupa batu bara.

Batu bara disimpan di dalam bunker yang terletak di bagian bawah kapal, dekat dengan mesin dan ketel uap.

Titanic memiliki 29 ketel uap yang menghasilkan uap bertekanan tinggi untuk menggerakkan dua mesin bolak-balik dan satu turbin.

BACA JUGA:Tak Sebanding dengan Kisahnya! Inilah Biaya Pembuatan Kapal Titanic yang Tenggelam Setelah Menabrak Gunung Es

Mesin-mesin ini kemudian memutar tiga baling-baling yang membuat kapal bergerak di laut.

Menurut sumber-sumber sejarah, Titanic mengangkut sekitar 6.611 ton batu bara untuk bahan bakar kapal selama pelayarannya.

Batu bara ini cukup untuk membuat kapal berlayar selama sekitar 13 hari dengan kecepatan rata-rata 21 knot (39 km/jam). Kapal ini juga membawa cadangan batu bara sebanyak 1.092 ton untuk keadaan darurat.

Namun, tidak semua batu bara yang dibawa Titanic dapat digunakan dengan efisien. Sebelum berlayar dari Southampton, Inggris, pada 10 April 1912, terjadi kebakaran di salah satu bunker batu bara nomor 6.

BACA JUGA:Harta Karun yang Tenggelam Bersama Titanic Dimakan Karat Termasuk Logam Mulia, Kecuali Batu Berlian dan Ini

Kebakaran ini diduga disebabkan oleh gesekan antara batu bara kering dan lembab yang menimbulkan panas. Kebakaran ini terus berlangsung selama beberapa hari, bahkan hingga kapal menabrak gunung es pada 14 April 1912.

Akibat kebakaran ini, sebagian batu bara menjadi hangus dan tidak dapat digunakan.

Kategori :