Do'a Kiai Rahasia Kesaktian Bambu Runcing Sebelum Digunakan Melawan Belanda, Tidak ada Obat

Minggu 13-08-2023,08:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Penggunaan senjata berupa bambu runcing, melawan penjajah dikarenakan kondisi Indonesia yang kekurangan senjata.

Senjata bambu runcing pertama kali diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Kiai Subchi asal Temanggung, nama aslinya ‘Subuki’ kemudian yang dijuluki ‘Jenderal Bambu Runcing’.

BACA JUGA:Sosok-sosok Pahlawan yang Berjasa dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia yang Jarang Dikenal

Sedangkan tokoh-tokoh yang lain di antaranya Sahid Baidzowi, Ahmad Suwardi, Sumo Gunardo, Kyai Ali, H. Abdurrahman, Istachori Syam'ani Al-Khafidz dan masih banyak lagi yang lain.

Mungkin banyak yang berpikir, mana mungkin menggunakan bambu runcing, namun itulah faktanya. Tentu yang menggerakkan kaum muslimin tampil mati-matian menghadapi penjajah walau hanya bersenjata bambu runcing adalah kekuatan iman dan dorongan yang kuat melawan kemungkaran. 

BACA JUGA:Respon Agresi Militer Belanda ke-II, TNI Beri Kejutan Serangan Umum 1 Maret

Melansir dari berbagai sumber, Bambu runcing sendiri merupakan sebuah tongkat dari bambu berwarna kuning yang bagian ujungnya dibuat runcing, sebagai senjata yang sederhana namun ampuh setelah diberi doa oleh para kyai untuk melawan penjajah Jepang sebelum kemerdekaan RI, di daerah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Kemudian digunakan melawan penjajahan Belanda setelah Kemerdekaan (1945 - 1948) di daerah Ambarawa dan wilayah lainnya.

Menurut catatan, sekitar 10.000 orang setiap harinya selama sekitar satu tahun, orang datang ke Parakan untuk mendoakan senjata bambu runcing mereka sebelum digunakan di medan perang.

Dikisahkan, ketika rakyat sedang berjuang, banyak santri yang juga ingin ikut terjun dalam pertempuran. Berawal dari situ, Kyai Subchi kemudian memperkenalkan bambu runcing sebagai senjata kepada para santri.  

Para santri dan rakyat yang akan berjuang terlebih dulu diajarkan cara membuat bambu runcing. Bambu-bambu dikumpulkan oleh para santri dari Tegalan. 

BACA JUGA:Lari ke Hutan Tidak Mau Dijajah Belanda, Suku Polahi Menjadi Terasing Hingga Terapkan Kawin Sedarah

Mereka kemudian meruncingkan bambu tersebut hingga lancip, lalu diolesi dengan cairan.  

Beberapa laskar rakyat yang juga menggunakan bambu runcing sebagai senjata adalah Laskar Hizbullah dan Sabilillah, serta Tentara Keamanan Rakyat (TKR).  

Senjata bambu runcing cukup membuat penjajah merasa takut. Bahkan bagi Belanda, bambu runcing dianggap sebagai pembunuh dalam keheningan. 

Kategori :