Termasuk soal harta seperti ternak, rumah dan lainnya semua adalah milik wanita, pria sama sekali tidak ada hak.
Sebetulnya untuk menghindari masalah sosial, sejak 1970 pemerintah mendorong orang Mosuo untuk mengubah kebiasaan mereka.
Hingga mulai ada wanita Mosuo dekat dengan pria lajang dan mulai menikah dan tinggal bersama keluarga barunya.
BACA JUGA:Kisa Pilu Wanita Suku Mosuo Hingga Berkuasa, Tak Butuh Suami Terapkan Seks Bebas
Konon kebiasaan wanita Suku Masuo ini ditengarai karena kisah pilu masa lalu mereka. Para wanita di sini sakit hati karena ditinggal suami saat melakukan perjalanan jauh.
Dulu para pria pergi mengembara untuk berdagang ke India tapi mereka tak kunjung kembali. Mulai dari situlah para wanita tak ingin ikatan resmi dengan para pria.
Untuk diketahui, Mosuo sering disebut Na di kalangan mereka sendiri, adalah sebuah kelompok etnis kecil yang tinggal di provinsi-provinsi Yunnan dan Sichuan, Tiongkok, dekat perbatasan dengan Tibet. Kebanyakan dari mereka tinggal di wilayah Yongning, sekitaran Danau Lugu, Labai, Muli, dan Yanyuan.
BACA JUGA:Suku Mosuo, Perempuan Berkuasa Tidak Perlu Ikatan Pernikahan dengan Pria
Suku Mosuo penganut matriarkat, dimana perempuan kedudukannya lebih tinggi daripada lelaki. Mungkin ini satu-satunya suku atau negara yang mana perempuan punya kedudukan lebih tinggi.
Di suku ini wanita telah memimpin Mosuo selama 2.000 tahun jadi wanita memiliki hak untuk memutuskan segalanya.
Sedangkan pria justru tidak dihormati.*