RADARMUKOMUKO.COM - Pada tanggal 15 April 1912, dunia dikejutkan oleh tenggelamnya kapal Titanic, yang dianggap sebagai kapal terbesar dan tercepat pada masa itu.
Kapal yang membawa sekitar 2.200 penumpang dan awak itu menabrak gunung es di Samudra Atlantik Utara dan tenggelam dalam waktu kurang dari tiga jam.
Lebih dari 1.500 orang tewas dalam tragedi yang menjadi salah satu bencana maritim paling mematikan dalam sejarah.
BACA JUGA:Melihat Kisah Horor dari Sekoci Terakhir Kapal Titanic, Ada Tiga Jasad di Dalamnya
Namun, apakah benar bahwa hanya gunung es yang menjadi penyebab utama tenggelamnya Titanic?
Apakah ada faktor lain yang turut berperan dalam bencana tersebut?
Salah satu faktor yang sering diperdebatkan adalah kondisi cuaca dan ombak laut pada malam itu.
Apakah ombak laut ganas menyulitkan evakuasi penumpang dan awak kapal? Apakah ombak laut juga mempercepat proses tenggelamnya kapal?
BACA JUGA:Berikut Prilaku Bakteri Pemakan Bangkai TItanic dengan Bakteri di Darat, Ini Perbedaannya
Menurut beberapa saksi mata, cuaca pada malam itu sangat tenang dan tidak ada angin. Langit cerah dan bintang-bintang terlihat jelas. Air laut juga tampak halus dan tenang, tanpa ada gelombang besar yang mengganggu.
Hal ini sebenarnya membuat sulit bagi para pengawas kapal untuk melihat gunung es di kejauhan, karena tidak ada ombak yang memantulkan cahaya bulan.
Selain itu, suhu udara sangat dingin, mencapai minus dua derajat Celsius.
Ketika Titanic menabrak gunung es, kapal itu mengalami kerusakan parah di lambungnya, yang melubangi lima dari 16 kompartemen kedap air.
Kapal ini dirancang untuk tetap mengapung jika empat kompartemen bocor, tetapi tidak lima.