RADARMUKOMUKO.COM - Sebagai warga negara Indonesia, jangan pernah melupakan sejarah dari bangsa kita sendiri. Indonesia telah melewati banyak kejadian sejarah hingga menjadi bangsa besar seperti saat ini.
Salah satu kejadian sejarah yang tidak boleh kita lupakan adalah perjuangan rakyat Lebak dalam menghadapi Belanda.
Secara historis Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten dan menjadi bagian dari kesultanan Banten.
BACA JUGA:Perang Sisingamangaraja, Perlawanan Masyarakat Batak Terhadap Belanda
Banten dikuasai oleh kolonial Belanda tahun 1808 maka secara langsung wilayah lain pun termasuk Lebak masuk kekuasaan pemerintahan Kolonial Belanda.
Maka mau tidak mau, tidak ingin hidup dalam penindasan dan perbudakan oleh kaum penjajah perlawananpun harus dilakukan rakyat disana.
Sejak masa pemerintahan Bupati Lebak pertama yaitu Pangeran Sanjaya, muncul perlawanan rakyat yang silih berganti, baik berskala besar maupun berskala kecil.
BACA JUGA:Perang Kedondong, Pasukan Ulama, Santri, Pemuda, Petani Hingga Buruh Bikin Belanda Pontang Panting
Mengutip dari referensiberita.com yang melansir dari buku Sejarah Kabupaten Lebak (Lubis. N, et all, 2006:200) berikut gerakan sosial di Kabupaten Lebak:
1. Pada bulan Maret 1817, rakyat yang di pimpin oleh Mas Bangsa dan Mas Jarang melakukan perlawanan yang mengakibatkan kerusuhan di Lebak Paranghiyang.
Namun, pasukan Belanda mampu memukul mundur mereka dan sebagian berhasil melarikan diri dan menghimpun kekuatan dikemudian hari.
2. Perlawanan Rakyat di pimpin oleh H. Tassin Moba, Mas Haji dan Mas Rakka pada tahun 1818 hingga awal tahun 1819.
Perlawanan ini mengakibatkan terjadinya kerusuhan-kerusuhan dan pembunuhan beberapa orang pamong praja di Lebak.
BACA JUGA:Ini Penyebab Perang Diponegoro, Penindasan dan Perusakan Moral Bangsa Oleh Belanda
Tercatat pada tahun 1828 dan 1829 ada tujuh dan lima kasus kriminalitas yang diputus di Pengadilan Rangkasbitung.