BACA JUGA:Aparat Gencarkan Pengawasan Pangkalan Gas Elpiji 3 Kilo
Bakteri ini kemudian dibawa oleh arus laut ke lokasi tenggelamnya kapal Titanic dan menempel pada permukaan besinya.
Bakteri ini kemudian berkembang biak dengan cepat dan membentuk koloni-koloni berwarna oranye atau merah yang disebut biofilm. Biofilm adalah lapisan tipis dari mikroba dan zat-zat organik lainnya yang melekat pada permukaan benda padat.
Biofilm dapat melindungi mikroba dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti antibiotik, desinfektan, atau sistem kekebalan tubuh.
BACA JUGA:Ini Sejarah Asal Usul Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Bakteri Halomonas titanicae tidak hanya berdampak bagi bangkai kapal Titanic, tetapi juga bagi ekosistem laut di sekitarnya.
Bakteri ini dapat mengubah keseimbangan kimia air laut dengan melepaskan senyawa-senyawa berbahaya seperti hidrogen sulfida, amonia, dan karbon dioksida.
Senyawa-senyawa ini dapat meracuni organisme laut lainnya, seperti ikan, udang, kerang, dan terumbu karang.
Selain itu, bakteri ini juga dapat menyebabkan korosi pada benda-benda logam lainnya yang ada di dasar laut, seperti pipa, kabel, dan kapal-kapal lainnya.
BACA JUGA:Hebat, KUR BRI Rp 50 Juta Angsuran Rp 900 Ribuan, Bisa Diajukan Online
Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha untuk mempelajari lebih lanjut tentang bakteri pemakan karat ini dan cara mengendalikannya.
Salah satu tujuannya adalah untuk melindungi warisan sejarah dan budaya yang terkandung dalam bangkai kapal Titanic, yang menjadi saksi bisu dari salah satu bencana laut terbesar sepanjang sejarah.
Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk menjaga kelestarian ekosistem laut yang kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam.
Artikel ini dilansir dari berbagai sumber : nationalgeographic.grid.id dan www.fimela.com