Mulai dari pristiwa kecil inilah terjadi peritiwa tenggelamnya kapal tetanik yang diklaim tidak bisa tenggelam dilautan itu.
Kapal laut jaman dahulu -sebesar apapun ukurannya- berlayar hanya mengandalkan pandangan mata telanjang para penjaga untuk mengawasi keadaan sekitar. Belum ada radar kapal yang dapat membantu nahkoda melihat keadaan sekeliling.
Kita semua bisa bayangkan kapal Tenaic yang memiliki panjang 269 meter, itu tiga kali panjang lapangan bola (90m), pengawasan keadaan sekeliling kapal hanya mengandalkan mata telanjang?
Sebelum ada tropong Kapal zaman dulu untuk membantu ‘mata’ nahkoda dibangunlah menara tinggi di atas kapal.
Yang tanpak di ujung menrah disebut ‘sarang gagak’ karena letaknya yang tinggi. 2 orang awak bertugas bergantian selama 24 jam penuh, bergantian setiap delapan jam, masing-masing mengawasi sisi kiri dan kanan kapal.
Bayangkan kapal tetanik sebesar itu berlayar tanpa teropong-teropong yang tetap tersimpan di dalam lemari.
BACA JUGA:Kapal Titanic Diduga Cacat Desain, Gunakan Paku Lapuk Hingga Mudah Meledak, Simak Faktanya
Sehingga pada malam hari laut yang tenang bulan gelap nampak luas nya laut seperti permukaan kaca.
Sehingga kehadiran gunungan es yang hanyut dari Kutub Utara tak terlihat oleh menara jaga!
Namanya Charles Herbert Lightoller, seorang pelaut tulen berkebangsaan Inggris, lahir 30 Maret 1874. Sebenar nya tidak akan belayar dalam pelayaran perdana tersebut kalau bukan di printakan menggantikan David Blair
Gara-gara ada pergantian mendadak posisi perwira di kapal. Itu hal biasa terjadi di kapal pesiar kala itu, Kapten kapal bisa mengganti awak kabin beberapa jam sebelum keberangkatan.
Dikisahkan Minggu, 14 April 1912 menjelang tengah malam Carles baru usai serah terimah pos jaga dengan perwira ppertama William McMaster Murdoch.
Selanjutnya berniat mau tidur di kabin kru tiba-tiba ia meraskan dinding kapal bergetar hebat.Setelah mengamti situasi 5 menit seperti tidak terjadi apa-apa Ia kemablai ke kamar tidur.
Dikutip dari tajuk24.com ketika itu Carles Belum sampai tidur terlelap rasanya, Seketika Perwira Keempat Joseph Boxhall menarik-narik kakinya, sambil berteriak panik, “Cepat segera ke anjungan! Kapten Smith (Edward John Smith) memanggil. Darurat!”