BACA JUGA:Suku Inuit Kanada Enggan Disebut Suku Eskimo, Bertahan di Cuaca Dingin Kutub Utara
Ketika si gadis sudah masuk ke peti, 6 pria mengikuti si gadis dan berhubungan badan lagi. Kemudian meletakkan si gadis di samping mayat dan kemudian ada seorang wanita yang masuk ke dalam kapal untuk mencekik dan menikam gadis itu di tulang rusuk, setelah mati, wanita itu keluar dan membakar kapal tersebut.
Ritual kremasi hanya dilakukan untuk para pemimpin dan orang besar bangsa Viking.
Mengusir Draugr
Draugr dan haugbui adalah zombie versi Viking. Mereka percaya setelah orang dikubur, jenazahnya akan bergerak lagi (mungkin ini sebabnya dilakukan kremasi). Haugbui akan tetap hidup di bawah kuburan, sedangkan Draugr akan berkeliaran di luar kuburan (seperti zombie) dan membahayakan manusia lain.
BACA JUGA:Mengenal 30 Suku di Sulawesi, Tradisi Unik dan Sejarah Mengagumkan
Untuk mencegah hal ini, ketika menguburkan mayat, potongan jerami dan salib diletakkan dibawah kain kafan, kemudian sepasang gunting diletakkan di atas dada mayat.
Jari-jari kaki diikat mati dan dipaku agar mayat tidak dapat berjalan. Sebelum dikubur, para pendeta membaca mantra-mantra untuk mengunci Draugr agar tidak merasuki jasad tersebut.
Upacara Pernikahan
Sebelum pernikahan, rambut pengantin wanita harus diurai dan pengantin pria harus membawa pedang, palu atau kapak leluhurnya yang melambangkan wujud Thor.
Pernikahan harus diadakan pada hari Jumat yang dipercaya sebagai hari Frigg (dewa kesuburan) agar para dewa merestui pernikahan mereka dan diharuskan mengorbankan seekor hewan pada upacara pernikahan.
BACA JUGA:Suku Yang Belum Mengenal Pakaian, Hidup Layaknya Tarzan dan Ditakuti
Setelah ritual berjalan, mereka berpesta ria untuk merayakan upacara pernikahan. Pada akhir pesta, pasangan akan melewati malam pertama dengan ditemani beberapa orang untuk menjadi saksi persatuan pernikahan mereka yang telah disempurnakan. Esoknya, rambut pengantin wanita harus diikat dan ditutup kain untuk menunjukkan statusnya sebagai seorang istri.
The Blood Eagle
Ritual ini termasuk ritual untuk mengeksekusi mati tahanan ataupun musuh kerajaan. Ritual ini dilakukan dengan cara mengukir wujud burung elang dipunggung korban, kemudian tulang rusuk dipotong dan dipisahkan dari tulang belakang korban dengan kapak.
Tulang rusuk kemudian ditarik keluar kulit, yang melambangkan sayap elang. Kemudian ditaburi garam di luka tersebut (korban masih hidup sampai tahap ini). Setelah itu, paru-paru korban ditarik keluar dari tubuh dan membentang di tulang rusuk tadi. Ketika korban meninggal, paru-paru akan berkibar tertiup angin seperti sayap burung elang.*