Kemudian pasangan pengantin yang telah menjalankan pernikahan tersebut akan keluar dari aula pernikahan dan berjalan di atas mereka, seolah-olah mereka adalah sebuah karpet yang diinjak-injak biasa.
BACA JUGA:7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur
Diketahui bahwa ini adalah sebuah tradisi yang melambangkan jika kedua pasangan tersebut telah menikah.
Tradisi ini ada di sebuah kepulauan bernama Marquesas Polinesia Prancis.
Meludahi Mempelai Perempuan
Tradisi aneh dari pernikahan orang Maasai di Kenya, yakni Papa mempelai perempuan akan meludahi kepala dan payudara anaknya sebelum hari pernikahan.
Tradisi meludah melambangkan keberuntungan dan mendatangkan hal baik bagi mempelai perempuan dan laki-laki.
Tradisi meludah tidak hanya dilakukan pada hari pernikahan. Suku Maasai juga meludahi kepala bayi yang baru lahir sebagai lambang untuk menangkal energi negatif dan nasib buruk.
Pembusukkan Pengantin dan Diarak
Tradisi ini mengharuskan si pengantin laki-laki dan perempuan agar dilumuri sejumlah cairan atau apapun yang dianggap menjijikkan.
Lalu setelah dilumuri berbagai macam cairan, bersama-sama mereka diarak keliling kota untuk ditunjukkan kepada seluruh orang di kota tersebut.
Konon, dengan melewati rasa malu yang besar ini, maka kedua pengantin dapat mengatasi permasalahan apapun yang akan mereka hadapi.
Malam Pertama Buat Kegaduhan
Tradisi di Perancis ini juga aneh, saat pesta pernikahan selesai, dan para pengantin sudah pulang ke rumahnya, keluarga dari kedua belah pihak akan berkumpul di depan rumah dan membuat kegaduhan tepat di tengah malam.
Mereka akan menggedor panci dan wajan sambil berteriak serta bernyanyi.