RADARMUKOMUKO.COM - Istilah trek bukan hal yang baru bagi petani sawit di seluruh wilayah Indonesia
Trek pada kelapa sawit merupakan siklus dimana hasil produksi buah tandan segar umumnya akan berkurang 50 persen dari normalnya.
Jika selama ini, perlakuan terhadap pohon sawit tidak sesuai rekomendasi kebutuhan nutrisi setiap pohonnya, tentu hasil produksi lebih sedikit lagi.
BACA JUGA:Ternyata Tidak ada Limbah Kelapa Sawit yang Tak Berguna, Ini Manfaatnya
Bahkan bisa saja tidak ada buah sama sekali jika selama ini perlukan pohon sawit tidak pernah dipupuk sama sekali dan penuh gulma disekitar batang.
Pada umumnya sawit akan mengalami masa trek setiap 5 tahun sekali dengan hasil pruksi turun 50 persen.
Hal ini dibenarkan oleh MZ pengurus kebun sawit di Mukomuko “ Bila sawit selama ini di perlakukan dengan baik diantanranya pemumupukan tepat waktu sesuai dodisnya, serta penyemprotan terhadap hama dan juga gulma di sekitar batang maka saat sawit trek umumnya pruduksinya hanya turun 50 persen saja.
Trek merupakan siklus alam yag terjadi 5 tahun sekali karena faktor cuca. Air dan pupuk” ucap MZ.
BACA JUGA:Tim Sukarelawan Ganjar Milenial Ajak Petani Membuat Kerajinan Kelapa Sawit di Sumut
Masih MZ Sebaliknya pun begitu sesuda sawit trek akan terjadi buah lebat sehingg di sebut panen agung hal ini pun siklusnya terjadi 5 tahun sekali, ujarnya
Umumnya ketika sawit trek masyrakat dan pengusaha akan mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Agar musim trek yang dihadapi tidak berkepanjangan, tidak sampai enam bulan,musim trek bisa diperkecil waktunya dengan cara perlakukan yang bagus.
BACA JUGA:SMK Kemenperin di Aceh, Pusat Inovasi Olahan Produk Minyak Kelapa Sawit
Seperti jadwal pemumupkan rutin dan dengan perawatan dan pemupukan, maka kebutuhan gizi tanaman sawit tetap terpenuhi sehingga akan menghasilkan buah dengan kualitas rendemen yang baik.
Berikut beberpa tip Cara tepat menghadapi musim trek pada pohon sawit, agar trek siklus dapat diperkecil.