RADARMUKOMUKO.COM - Sebelum menjadi bangsa merdeka, Indonesia mengalami pahitnya masa penjajahan, tidak tanggung-tanggung, diyakini Indonesia dijajah hingga 3,5 abad lamanya.
Sudah pasti dalam masa penjajahan ini, perang senantiasa terjadi di berbagai daerah dalam rangka melawan penjajahan. Tidak sedikit nyawa yang melayang dan kerugian materil yang dialami pendahulu bangsa ini untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi.
Bahkan setelah proklamasi kemerdekaan, dentuman perang masih terjadi di berbagai daerah.
Semua itu tidak mudah, karena penjajah datang dengan persiapan yang matang dan persenjataan yang sudah maju, sementara rakyat Indonesia, masih melakukan perlawanan berkelompok di daerah-daerah dengan senjata juga masih kalah jauh.
BACA JUGA:Top 7 Kampus Swasta dengan Jurusan Manajemen Terbaik di Indonesia Versi EduRank
Namun bukan tanpa perlawanan sengit, pihak penjajah juga harus kehilangan banyak pasukan, menghadapi tangguhnya perlawanan dari pejuang tanah air. Bahkan dalam sejarahnya beberapa perang besar terjadi dan Belanda berhasil dikalahkan oleh pasukan rakyat.
Untuk mengenang dan menambah pengetahuan terkait perjuangan bangsa, berikut beberapa perang pesar yang pernah terjadi selama masa penjajahan dilansir dari berbagai sumber:
1. Serangan 10 November 1945
Serangan 10 November 1945 atau yang juga dikenal sebagai Pertempuran Surabaya adalah pertempuran dramatis yang akan selalu dikenang. Peristiwa ini didahului oleh insiden perobekan bendera merah putih biru di Hotel Yamato pada 18 September 1945 dan disusul dengan bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris.
Puncaknya adalah tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada 30 Oktober 1945.
Akibat kematian Mallaby, pihak Inggris mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 agar pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.
BACA JUGA:Bukan Menggunakan Sitrun, Ini Cara Memutihkan Pakaian Putih yang Menguning dengan 1 Bahan Dapur Ini
Tentu saja, rakyat Surabaya menolak untuk tunduk. Dengan semboyan "merdeka atau mati", rakyat Surabaya terus melawan. Pertempuran berdarah ini menyebabkan 6.000-16.000 pejuang gugur dan 200.000 rakyat sipil mengungsi.
Keberanian arek-arek Suroboyo juga dipengaruhi oleh Bung Tomo yang terus mengobarkan semangat lewat pidatonya yang berapi-api. Tokoh lain yang tak kalah berpengaruh ialah KH.
Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah, dan kyai-kyai pesantren lain. Berkat peristiwa ikonik ini, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.