Suku Lainong, Tradisi Memotong Kepala dengan Tato Bukti Kemenangan

Senin 17-07-2023,00:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

BACA JUGA:Resep dan Cara Membuat Tempe Tahu Bacem Mudah dan Sederhana, Dijamin Bikin Ketagihan

Naman generasi muda masyarakat Naga saat ini diketahui jarang memakai tato tradisional yang khusus diberikan untuk mereka yang berhasil menebas kepala manusia.

Hal itu mengindikasikan, masyarakat Naga mulai sadar dan ingin berhenti untuk melakukan tradisi mengerikan tersebut. 

Meski demikian, tak sedikit juga warga yang menyesal jika nantinya tradisi ini akan hilang untuk selamanya.

Masyarakat Naga terdiri dari puluhan suku di suatu daerah yang begitu terpencil, sehingga desa-desa tetangga sering berbicara dengan bahasa dan dialek yang sangat berbeda.

Berada antara India dan Myanmar yang dianggap sebagian besar orang sebagai perbatasan buatan, rasa nasionalisme menyatukan suku-suku Naga yang berbeda.

BACA JUGA:UNESCO Menetapkan Bangkai Titanic Sebagai Warisan Budaya Bawah Air Yang Harus Dijaga

Pemukiman suku-suku Naga adalah salah satu contoh sudut termiskin di Myanmar, di mana banyak orang harus berjalan berhari-hari untuk mencapai kota terdekat, hanya beberapa anak yang mengenyam pendidikan sekolah dasar, dan hanya 40 persen desa yang memiliki aliran listrik.

Warga memadukan kepercayaan animisme dengan berbagai bentuk agama Kristen yang dibawa oleh misionaris dalam beberapa dekade terakhir.

Antropolog dan penulis Amerika Lars Krutak telah berkeliling dunia mempelajari tato suku, termasuk di antaranya milik Naga.

Tato-tato tersebut dapat menandakan identitas kesukuan, pencapaian kehidupan, atau pencapaian ritual.

Dalam beberapa kasus, orang percaya bahwa mereka membutuhkan tato untuk transisi kehidupan setelah kematian.*

Kategori :