RADARMUKOMUKO.COM - Untuk membuat tato saat ini bisa dilakukan oleh siapapun dan banyak jasa pembuatan tato tubuh di mana-mana.
Cukup tunjukkan jenis tato yang diinginkan, bayar jasa pembuatan, maka seseorang sudah bisa mendapat tato.
Namun tidak demikian yang terjadi di masyarakat Naga atau Suku Lainong merupakan salah satu Suku Bangsa Negara Myanmar yang terdapat di ujung negara yang tengah berkonflik ini.
BACA JUGA:Ada di Bengkulu Memiliki Suasana Bak Pedesan Jawa, Ternyata Warganya Transmigran Dari Daerah Ini
Mereka punya tradisi unik, pada zaman dulu untuk mendapatkan tato, seorang pria harus menebas kepala lawannya atau musuh lebih dahulu.
Memotong kepala musuh mereka sebagai penanda kekuatan, keperkasaan, dan kemenangan. Aksi ini terus berlangsung hingga menjadi sebuah tradisi di masyarakat naga kala itu.
Kisah ini disampaikan langsung oleh tetua Suku Lainong bernama Ngon Pok yang dilansir dari berbagai media.
Dikisahkannya, saat dirinya bersama dengan ayah dan sang kakek dihadiahi sebuah tato berbentuk garis-garis vertikal dan paralel, serta dua sosok prajurit, oleh ketua suku sebagai penanda kemenangan.
BACA JUGA:Cara Mengatasi Gunting yang Tumpul Agar Kembali Tajam, Mudah dan Praktis
Saat itu usia Ngon Pok masih berusia enam tahun.
Pada masa itu, suku-suku dan desa-desa yang ada di kawasan tempatnya bermukim kerap berperang untuk memperebutkan suatu wilayah.
Warga Suku Naga pada umumnya perang karena perebutan tanah, dan ada laporan para prajurit memotong kepala musuh-musuh mereka sebagai tanda kemenangan hingga akhir tahun 1960-an.
Para prajurit yang ikut berperang akan sebisa mungkin memotong kepala musuh-musuh mereka sebagai penanda kekuatan, keperkasaan, dan kemenangan.
Untuk merayakan kemenangan atas musuh-musuhnya, suku Lainong akan menggunakan duri sebagai pengganti jarum tato.
Duri tersebut digunakan untuk memasukkan getah pohon ke area bawah kulit prajurit hingga membentuk sebuah tato, yang nantinya menjadi sebuah pengingat akan kehebatan sang prajurit kala berperang hingga berhasil menebas kepala musuh.