BACA JUGA:5 Kota Misterius di Indonesia, Salah Satunya Dihuni Suku Limun
Kendati tidak ada kajian ilmiah apakah ada hubungannya antara Batak Filipina dengan Batak Sumatera, namun sejumlah pihak ada yang berpendapat jika adanya suku di Filipina yang mirip dengan Batak Sumatera itu terjadi sejak abad ke 14.
Pada saat itu, suku-suku yang ada Nusantara, termasuk Batak saling berkomunikasi dengan orang-orang di Filipina dalam hal hubungan dagang.
Suku-suku dari Sunda, Batak, Minangkabau, dan sebagainya berlayar ke wilayah Filipina untuk berdagang. Dan saat orang-orang dari Nusantara itu balik lagi ke wilayahnya masing-masing, orang-orang Batak itu tidak kembali dan mereka memilih menetap di Filipina, khususnya di Pulau Palawan.
Beberapa waktu lalu, seorang pemandu wisata di Danau Toba dan Samosir menceritakan dia menandu sebuah rombongan turis dari Filipina.
BACA JUGA:Fakta Suku Himba, Tanpa Mandi, Hiasan Lumpur Hingga Istri Ditiduri Tamu
Sang pemandu wisata mengatakan mereka heran karena kondisi di lokasi yang mereka kunjungi itu mirip dengan kondisi dengan apa yang ada di daerahnya di Filipina.
Si pemandu juga mengatakan ada satu dua dari rombongan itu yang nampaknya seperti keturunan Batak.
Bentuk bangunan, kuburan, makanan, maupun gaya bicara yang khas Batak mirip dengan yang ada di daerahnya.
Orang keturunan Batak yang ikut rombongan itu tentunya sudah mendengar dan mengetahui turun temurun bahwa nenek moyang mereka berasal dari Sumatera.
BACA JUGA:14 Ribu Hektare Lahan Sawit Disita Kejagung, Kasus Mafia Minyak Goreng
Di antara Tinitianes yang mengakui bahwa nenek moyang mereka berasal dari Sumatera adalah mereka yang tinggal di Manila dan Baguio di bagian utara Pulau Luzon.
Namun populasi terbanyak Tinitianes itu bermukim di bagian timur Pulau Palawan, sebuah pulau yang relatif besar di barat daya Filipina.
Batak Filipina dikenal sebagai suku yang mudah curiga terhadap orang baru. Kendati demikian, Batak Filipina ini juga dikenal pemalu dan ingin hidup damai.*