BACA JUGA:Goa Suruman, Goa Purba Penuh Sejarah di Bengkulu
Suku Yanomami percaya, selain menyelamatkan jiwa dari kerabat yang telah meninggal dunia, memakan sup abu tulang orang mati juga dapat memberikan efek semangat yang luar biasa.
Selain itu, sup abu tulang itu pun diyakini dapat membawa keberuntungan bagi generasi yang akan datang.
Terus dalam masyarakat suku Yanomami, upacara pernikahan hampir tidak ada dan tidak dirayakan dengan cara apapun.
Meski demikian, seorang pria dapat memiliki banyak istri.
BACA JUGA:Modal Rp 10 Ribu, KIM Berhadiah Motor, Kulkas dan TV, Ini Info Lengkapnya
Seorang perempuan dapat dijanjikan menikah dengan seorang pria pada usia lebih muda 5-6 tahun, namun tidak dapat dinikahkan secara resmi hingga mengakhiri periode menstruasi pertamanya.
Setelah itu, ia akan diserahkan oleh orang tuanya kepada pria yang dipasangkannya dan biasanya tidak jauh-jauh dari kerabat terdekat.
Sebagian besar penduduk memilih menikahkan antar kerabat mereka demi menghindari kekerasan antar suku yang berbeda.
BACA JUGA:Mengeluarkan Anggota Grup WA dan Cara Keluar Grup WA Tanpa Diketahuan
Usai menikah, perempuan tersebut tinggal bersama pasangannya dan harus melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh ibunya sehari-hari.
Dalam kasus poligami di suku Yanomami, istri pertama biasanya lebih diutamakan dibandingkan dengan istri-istri lainnya. Namun demikian, istri pertama pada umumnya justru melakukan hal yang terbaik kepada para istri muda suaminya.*