Legenda Uhang Pandak Penghuni Gunung Kerinci dan Bukit Barisan, Bisa Menghilang

Kamis 06-07-2023,10:59 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Sekitar 1930, perburuan terhadap manusia pendek pernah terjadi. Bahkan, orang kerdil dikabarkan pernah tertembak di Pasir Pengaraian, Rokan Hulu, Riau.

Perburuan terhadap manusia pendek dipicu oleh ambisi bangsa Eropa untuk kepentingan ilmiah. Mereka ingin sekali memperoleh contoh makhluk itu.

Selain untuk memperoleh kebenaran kabar tersebut, mereka juga menyelidiki perbedaan orang pendek tersebut dengan manusia.

BACA JUGA:Setoran Ops Antik Nala 2023, Polres Mukomuko Tangkap 3 Tersangka Jaringan Narkoba Lintas Provinsi

Awal 1900-an, tidak sedikit laporan dari para warga negara asing. Waktu itu wilayah Indonesia, termasuk Sumatra, masih menjadi jajahan Belanda. Ada satu kesaksian yang terkenal dari Mr. Van Heerwarden pada tahun 1923.

Van Heerwarden merupakan seorang ahli zoologi yang memang sedang melakukan proses penelitian di Taman Nasional Kerinci Seblat.

Heerwarden menuliskan penemuannya berupa makhluk berwarna gelap berbulu. Badannya seperti anak balita, tapi wajahnya tampak tua dan rambut hitamnya panjang sebahu.

Van Heerwarden sebagai ilmuwan tentu saja memiliki rasa penasaran yang besar. Tapi ia segera sadar bahwa yang dilihatnya bukanlah sejenis hewan primata seperti siamang atau orangutan.

BACA JUGA:PPPK Guru Mukomuko Terima SK Pengangkatan

Bahkan Uhang Pandak atau orang pendek cepat menyadari bahwa keberadaan mereka terlihat oleh manusia, sehingga dengan segera mereka cepat-cepat menghindar.

Uniknya, Uhang Pandak juga punya perlengkapan senjata berbentuk seperti tombak dan dibawa sambil berjalan tegak.

Van Heerwarden dan tim peneliti terus mencari informasi, walau usahanya tidak membuahkan hasil.*

Kategori :