RADARMUKOMUKO.COM – Gadis suku baduy memiliki kulit putih, bersih tanpa noda dan rambut yang hitam. Bentuk wajah yang oval, tubuh yang ramping dan juga memiliki guratan senyum yang begitu menawan.
Kencantikan wanita baduy benar-benar alami, tidak dikarenakan bedak atau penghias apalagi bolak balik ke salon kecantikan.
BACA JUGA:Wanita Suku Dayak Dikenal Cantik, Mulus dan Ramah, Ini Sejarah dan Rahasianya
Setiap lelaki yang memandang suku baduy akan terpesona, apalagi para jomblo, bakal berharap mendapat pasangan cantik dari suku baduy. Apalagi orang-orang baduy dikenal ramah pada sipa saja yang datang, asal tidak melewati pantangan adat baduy.
Suku Baduy berada di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kampung baduy dibuka bagi para wisatawan yang ingin berkunjung. Siapa saja yang mendatangi suku baduy akan disuguhi dengan pemandangan kecantikan wanitanya.
Kondisi udara di kampung baduy masih alami, segar dan juga air yang jernih belum terkontaminasi oleh sampah ataupun zat kimia sekalipun.
Keasrian ala mini menjadi salah satu alasan mengapa wanita suku baduy cantik dan bersih.
BACA JUGA:Kecantikan Wanita Suku Dayak Mempesona, Jika Kepicut Takkan Dilepas
Mereka memanfaatkan kekayaan alam yang ada di tempat tinggal mereka, yaitu di Desa Kanekes, Kecamatan Luweidamar, Kabupaten Lebak.
Bagi kaum lelaki yang ingin memiliki atau menikahi suku baduy, sekarang sudah bisa, karena orang baduy membuka diri, bagi orang luar.
Namun syarat yang harus dipenuhi, baik oleh wanita baduy sendiri maupun bagi pria yang melamar gadis baduy yang cantik.
Pertama harus diketahui lebih dulu tata cara dan proses pernikahan di suku baduy. Proses cukup unik karena ada syarat harus dipenuhi. Perkahan suku baduy bisa ditonton di chanel YouTube, salah satunya Ayi Astaman.
BACA JUGA:Danau Baikal Yang Dihuni Suku Buryat, Terdalam, Terjernih Hingga Bisa Beku
Terdapat tiga tahapan lamaran yang harus dilakukan oleh calon mempelai laki-laki, untuk bisa meminang sang pujaan hati dari suku baduy.
Diantaranya mempelai laki-laki beserta keluarga harus melapor ke Pu’un atau kepala adat dengan membawa daun sirih, pinang, dan gambir secukupnya.