BACA JUGA:Ini Penyebab Suku Oni Tinggal di Gua dan Tidak Mau Ditemui
Kebun-kebun mereka ditanami dengan pisang, ketela, ubi jalar, pepaya dan tebu.
Namun karena mereka suka berpindah-pindah, dapat diduga kalau kebun-kebun itu tidak lagi diolah secara intesif.
Dengan begitu, sebagaimana lazimnya di daerah-daerah yang memiliki suku primitif, hutan di daerah ini tidak memperlihatkan adanya gangguan yang berarti.
Sama seperti beberapa suku lainnya, suku yang satu ini menghadap ancaman kepunahan. Karena seiring waktu pembukaan lahan dan hutan untuk kepentingan perusahaan kayu, tambang, dan aktifitas masyarakat pesisir yang merambah ke wilayah mereka, membuat kelompok ini makin terjepit dan tersingkir dari ruang hidup mereka.
Suku Anak Dalam
Selanjutnya. kebaradaan orang rimba di jambi terancam punah akibat hutan yang digunakan untuk tempat tinggal malah dibuat kawasan perusahaan. Bahkan tidak jarang mereka justru harus lari dari wilayah yang didiaminya sejak dulu. Keberadaan mereka saat ini semakin menurun terlebih sejak adanya kawasan sebuah perusahaan dikawasan hutan harapan.
sejak tahun 2006, masyarakatnya yang sebelumnya ada ratusan kepala keluarga harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke dalam perusahaan tersebut.
BACA JUGA:Wanita 12 Suku Ini Cantik Mempesona, Kulit Kuning Langsat Hingga Rajin Ibadah
Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi jambi. Mereka terbagi dalam macam macam suku tergantung daerahnya. pemerintah setempat memutuskan menyebut orang rimba dengan sebutan anak dalam.
Suku Hutan (Batam)
Suku Hutan adalah salah satu suku terasing di batam. Mereka terancam punah karena kurang mendapat perhatian. Pada tahun 1970 an, ada 70 keluarga atau 150 jiwa yang mendiami pulau rempang di Batam.
Kini jumlahnya hanya 13 jiwa dari 8 keluarga.
BACA JUGA:Kesaktian Suku Dayak, Dilindungi Panglima Burung Hingga Mandau Terbang
Menurut anak seorang sesepuh mengatakan, salah satu penyebab suku ini hampir punah karena kebiasaan suku yang pindah keluar daerah dan tidak kembali lagi setelah di rantau.
Selain itu kebiasaan Suku Hutan yang gemar minum Toak menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal. Suku Hutan menghuni pulau rempang sejak ratusan tahun yang lalu.