Salah satu falsafah untuk mencari kata kesepakatan dalam mengambil keputusan pada suku Caniago yaitu “aia mambasuik dari bumi” yang artinya suara yang harus didengar adalah suara dari bawah atau dari rakyat kecil barulah didiskusikan untuk mencapai kata mufakat barulah pemimpin yang menetapkan keputusan itu.
Falsafah tersebut tercermin pula pada bentuk arsitektur rumah adat bodi Chaniago yang ditandai dengan tidak terdapatnya anjuang pada kedua sisi bangunan Rumah Gadang. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat kasta seseorang tidak membuat perbedaan perlakuan antara yang tinggi dengan yang rendah. Hal yang membedakan tinggi rendahnya seseorang pada masyarakat suku Chaniago hanyalah dinilai dari besar tanggung jawab yang dipikul oleh orang tersebut.
Demikian cerita singkat 4 suku induk atau suku awal Minangkabau. Semoga informasi ini menambah pengetahuan terkait keragaman suku bangsa. Jika terdapat kekeliruan atau kesalahan akan diperbaiki pada konten selanjutnya.*