Kaum Qurayzhah pernah mengkhianati perjanjian damai dengan Rasulullah sehingga memicu pengepungan oleh umat Islam.
Kabar pengkhianatan itu disampaikan oleh Malaikat Jibril yang kemudian meminta Nabi Muhammad segera menuju wilayah Quraizhah, sampai meminta Rasulullah menunda salat Asar.
BACA JUGA:Sejarah dan Keunikan 8 Suku Asli Papua, Nomor 6 Dikenal Ganas
Pengepungan itu terjadi selama 25 hari. Pemuka Bani Quraizhah, Ka'b bin Asad, yang tak tahan dengan pengepungan lantas mengajukan tiga saran kepada orang-orang kaumnya.
Saran pertama, yakni mengikuti ajaran Rasulullah.Namun, salah seorang kaum Quraizhah menolak dan menyatakan bakal tetap mengikuti hukum Taurat alih-alih Al Quran.
Ka'b pun menawarkan saran kedua yakni membunuh anak dan istri mereka agar tak ada keturunan yang perlu dikhawatirkan apabila mereka dibunuh pasukan Rasulullah.
Saran itu pun kembali ditolak karena orang-orang Quraizhah tak tega membunuh anak dan istrinya.
BACA JUGA:Kesaktian Suku Dayak, Dilindungi Panglima Burung Hingga Mandau Terbang
Ka'b akhirnya memberikan saran ketiga yaitu menyerang pasukan Nabi Muhammad. Akan tetapi saran itu lagi-lagi ditolak.
Meski begitu, pada akhirnya, kaum Quraizhah menyerah dan tunduk di bawah keputusan hukum Nabi Muhammad.*