Orang Asmat memiliki ciri-ciri fisik meliputi tinggi tubuh termasuk tinggi, bahkan untuk ukuran tubuh orang Indonesia pada umumnya. Para wanitanya memiliki tinggi rata-rata 162 cm, sementara para pria sekitar 172 cm.
Mereka tinggal di sebuah kampung yang biasanya terdiri dari 1 Rumah Bujang yang difungsikan sebagai tempat untuk upacara keagamaan dan upacara adat. Sementara itu rumah lainnya berupa rumah tinggal yang biasanya dihuni oleh 3 keluarga.
Mata pencaharian utama suku Asmat adalah bekerja di lingkungan sekitar, misalnya berkebun atau berburu. Cara berkebun dan berburu yang dilakukan juga masih sederhana dan tradisional.
Suku Dani
Suku Dani adalah salah satu suku bangsa yang mendiami pedalaman Papua, tepatnya di wilayah dataran tinggi Pegunungan Jayawijaya bagian tengah. Masyarakat suku ini biasanya berada di sekitar hulu sungai besar, salah satunya adalah Sungai Memberamo.
BACA JUGA:5 Suku Asli Provinsi Lampung dan Keunikannya yang Mengagumkan
Dalam kehidupan sehari-harinya, suku Dani memiliki bahasa yang mirip dengan bahasa Melanesia dan Pasifik Barat. Bahasa mereka memiliki dua dialek, yakni dialek Dani barat atau bahasa Lanny dan dialek Dani lembah besar atau Dani Baliem.
Suku Dani dianggap sebagai keturunan dari gelombang awal perpindahan manusia dari daratan Asia yang terjadi ribuan tahun yang lalu.
Suku Amungme
Suku Amungme atau yang disebut dengan Amui atau Hamung, merupakan suku yang mendiami wilayah Pegunungan Jayawijaya. Masyarakat suku ini hidup dengan cara berkelompok dan mendirikan rumah di atas tiang kayu dan atapnya terbuat dari alang-alang atau daun rumbia.
Biasanya, setiap kelompok suku Amungme terdiri dari lima hingga 10 rumah tangga. Dalam kesehariannya, suku ini menggunakan bahasa Uhunduni, yang memiliki beberapa dialek, seperti Amung, Enggipilu, dan Damal.
BACA JUGA:5 Suku Asli Riau, Penguasa Air Hingga Hutan
BACA JUGA:9 Suku Terasing, Diantarannya Masih Dilabel Primitif Hingga Terancam Punah
Suku Amungme mempunya bahasa sendiri yang disebut sebagai Dhamal. Sedangkan keyakinan yang dianut adalah animisme. Suku Amungme tidak mengenal konsep adanya dewa atau roh yang hidup di alam lain. Bagi mereka, alam hanyalah satu.
Masyarakat Suku Amungme umumnya berkerja sebagai petani nomaden atau berpindah-pindah.
Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan berburu dan meramu. Masyarakat Amungme sangat mensakralkan tanah leluhur merek, yaitu pegunungan sekitar. Karena hal inilah, maka seringkali terjadi gesekan konflik lahan dengan pihak-pihak yang ingin memanfaatkan kekayaan mineral di daerah mereka.