RADARMUKOMUKO.COM - Suku Jawa merupakan salah satu suku tertua dan memiliki peradaban paling maju sejak dulunya. Paling penting lagi suku jawa merupakan suku terbesar.
Dihimpun oleh BPS tahun 2010 menyebutkan bahwa suku Jawa merupakan suku terbesar dengan proporsi 40,05% dari jumlah penduduk di Indonesia. Sisanya adalah suku-suku yang mendiami wilayah di luar Jawa, seperti suku Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%), dan suku-suku lainnya.
Masyarakat Jawa di sisi lain tidak hanya mendiami Pulau Jawa saja, tetapi ada juga yang berada di luar Pulau Jawa dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budayanya. Oleh karena itu, kebudayaan Jawa dinilai besar dan sangat beragam dari berbagai sisi.
Terus dilansir dari laman Gramedia, masyarakat dari suku Jawa dapat dikenali dari bahasa, garis keturunan, filosofi hidup, dan sikapnya yang masih dapat diamati hingga saat ini.
BACA JUGA:5 Teori Asal Usul Suku Jawa, Masyarakat Peradaban Paling Maju
BACA JUGA:6 Suku Penghasil Wanita Cantik dan Rahasianya Turun-Temurun
Herusatoto (1987) mendefinisikan masyarakat Jawa adalah sebagai salah satu masyarakat yang hidup dan tumbuh berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang dan turun temurun menggunakan bahasa Jawa dalam berbagai ragam dialeknya serta mendiami sebagian besar Pulau Jawa.
Sebagian besar masyarakat suku Jawa menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-hari. Bahasa Jawa dikenal dengan aturan yang dikenal dengan unggah-ungguh, dengan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara. Aspek kebahasaan ini sesuai dengan adanya pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa terutama status sosial seseorang di masyarakat.
Selanjutnya adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral yang memperhitungkan keturunan dari pihak ibu dan ayah.
BACA JUGA:4 Aturan Hidup Suku Kubu, Dilarang Berduaan Hingga Pindah Jika Keluarga Meninggal
BACA JUGA:6 Suku Terkenal Unik, Disebut Manusia Pohon Hingga Keturunan Dewa
Dengan prinsip bilateral, maka seseorang dari suku Jawa memiliki hubungan yang sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan pihak ayah. Kemudian, dalam bukunya yang berjudul Pandangan Hidup Jawa (1990) yang ditulis Suyanto dijelaskan bahwa karakteristik budaya Jawa adalah religious, non-doktriner, toleran, akomodatif, dan optimistic.
Karakteristik budaya Jawa ini memunculkan sifat khas yang kerap dilakukan oleh masyarakat Jawa seperti ramah, sederhana, luwes, dan berpegang erat pada tradisi.
Selain itu, masyarakat Jawa dikenal memegang teguh filosofi hidup seperti Narimo ing Pandum (menerima bagiannya masing-masing) dan memayu hayuning bawana (mempercantik keindahan dunia).
Asal-usul suku Jawa sendiri, dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa teori yang menjelaskan. Berdasar penemuan arkeolog, suku Jawa sudah ada sejak jutaan tahun lalu dengan ditemukannya fosil seperti Pithecanthropus Erectus dan Homo Sapiens di berbagai tempat di Pulau Jawa.