Mengenal Suku Nias Sumatera Utara, Keturunan dari Penguasa Langit

Senin 12-06-2023,09:52 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Nias adalah pulau di sebelah barat Pulau Sumatera, yang secara administratif merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara. Di sini sejak dulu kala hidup suku yang juga dikenal dengan nama Nias. Maka cukup mudah mengingatkan, Suku Nias adalah penduduk dari Pulau Nias, Sumatra Utara. 

Suku Nias juga dikenal dengan sebutan “Ono Niha”, yang mana Ono berarti anak/keturunan dan Niha yang berarti manusia. Pulau Nias juga disebut sebagai “Tanö Niha” (Tanö berarti tanah).

Salah satu mitos asal usul suku Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut “Sigaru Tora’a” yang terletak disebuah tempat yang bernama “Teteholi Ana’a”. 

BACA JUGA:Sejarah 5 Suku Asli Sumatera Selatan, Huni Bukit Barisan, Keturunan Arab, China Hingga Jawa

BACA JUGA:6 Suku Penghasil Wanita Cantik dan Rahasianya Turun-Temurun

Dijelaskan bahwa kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman raja Sirao yang memiliki 9 orang putra yang disuruh keluar dari Teteholi Ana’a karena memperebutkan Takhta Sirao, ke 9 putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.

Namun jika dilihat dari penelitian arkeologi yang telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999. Penelitian tersebut menemukan Pulau Nias telah dihuni sejak 12.000 tahun yang lalu oleh imigran dari daratan Asia, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau. 

Budaya Hoabinh di Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias menimbulkan dugaan imigrasi penduduk dari Vietnam.

Pada 2013, penelitian genetika oleh mahasiswa doktoral Departemen Biologi Molekuler Forensik Erasmus MC menyimpulkan bahwa masyarakat Nias berasal dari rumpun bangsa Austronesia. Mereka diperkirakan datang dari Taiwan melalui jalur Filipina 4.000-5.000 tahun lalu.

BACA JUGA:Mengenal Suku Mentawai Salah Satu Suku Tertua, Bertato Jadi Tradisi

BACA JUGA:14 Suku Asli Aceh, Diantaranya Berhubungan Erat Dengan Suku Minang, Batak Hingga Nias

Hukum adat tradisional Nias secara umum disebut fondrakö. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik, dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang.

Dulu orang Nias mengenal beberapa lapisan sosial yang cukup tajam. Di Nias selatan misalnya dikenal kelas-kelas sosial, seperti siulu (bangsawan), ere (pendeta agama asli), ono mbanua (anak negeri atau orang kebanyakan), dan golongan sawuyu (budak).

Golongan siulu yang memerintah, misalnya diangkat menjadi kepala desa disebut balo siulu. Sedangkan anak negeri dapat pula dibagi menjadi golongan siila (cerdik pandai) dan sato (orang kebanyakan). 

Golongan sawuyu dibagi pula menjadi tiga, yaitu binu (budak karena kalah perang, biasanya dikorbankan untuk upacara), sondrara hare (menjadi budak karena tidak bisa membayar hutang) dan holito (menjadi budak setelah ditebus dari hukuman mati). 

Kategori :