RADARMUKOMUKO.COM – China dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang menjadi pemborong CPO Indonesia di tengah lemahnya permintaan sawit dari Eropa.
Hal tersebut berdasarkan pada data yang dikeluarkan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
BACA JUGA:Pembentukan PalmCo Diklaim Mampu Sejahterakan Petani Sawit
Berdasarkan data tersebut, China masih menjadi pasar potensial sawit Republik Indonesia.
“Ekspor negara tujuan Eropa masih turun, kemudian ekspor USA naik. Ekspor Cina India, Pakistan, dan Bangladesh tetap bertahan. Namun, Cina pasar cukup besar di kita,” kata Ketua GAPKI Edy Hartanto.
Selain itu, iya juga menambahkan bahwa sepanjang tahun 2022, Indonesia mengekspor CPO ke Cina sebesar 6,35 juta ton.
Catatan tersebut membuat Cina memimpin klasemen negara tujuan ekspor sawit republik Indonesia, memberi India dengan 5,54 juta ton.
BACA JUGA:Petani Sawit Mesti Lebih Giat, Ada Peluang Penambahan Kuota Ekspor ke Rusia
Sedangkan Amerika Serikat berada di urutan ke empat dengan 2,28 juta tom. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2021 yang hanya 1,96 juta ton.
Meski mendapatkan banyak permintaan dari China, Edy Menyebut bahwa Indonesia harus tetap menjaga kestabilan permintaan pasar utama sawit RI.
Dalam dua bulan terakhir ini, ekspor minyak kelapa sawit republik Indonesia naik ke negara negara seperti China, Bangladesh, dan Belanda.
BACA JUGA:Ekspor Sawit Indonesia Periode Maret – Mei 2023, Melejit Diangka 49 Persen
Sedangkan penurunan permintaan datang dari negara-negara seperti India, Italia, Amerika Serikat, Malaysia, dan Pakistan.
Selain itu, Edy mengatakan penurunan ekspor sawit terjadi karena harga saat ini rendah. Selain itu, rasio antara domestik market obligation dengan ekspor naik dari 1:8 menjadi 1:6 yang membuat beban ekspor bertambah.*