RADARMUKOMUKO.COM – Sejak beberapa waktu lalu Viral dibahas, video salat Ied 1444 H, shaf campur laki-laki dan perempuan di ponpes Al-Zaytun Indramayu.
Peristiwa ini memunculkan pro dan kontra di Indonesia.
Informasi terbaru, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu menyatakan, Salat Ied di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu Jawa Barat, yang mencampur shaf laki-laki dan perempuan jadi satu hukumnya sah dan tidak batal.
BACA JUGA:8 Daerah di Sumatera Ingin Mekar Menjadi Provinsi Baru, Mana Saja Cek Disini
Dikutip dari berbagai sumber, Sabtu 29 April 2023, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar mengatakan, pihaknya ikut membenarkan atau menyimpulkan Salat Ied di Ponpes Al Zaytun beberapa waktu adalah sah.
Menurut Aan, pembenaran tersebut berdasarkan pandangan dan merujuk fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu, yang lebih dulu menyatakan Salat Ied yang dilakukan oleh Ponpes Al Zaytun hukumnya sah dan tidak batal.
"Selagi itu tidak melanggar aturan yang qath'i, ya kita memberikan kebebasan kepada semua umat Islam menjalankan agamanya sesuai keyakinan dan Mazhab yang mereka yakini," ujar Aan.
BACA JUGA:Bupati Jawab Tudingan Utamakan Keluarga Jadi Pejabat, Ini Penjelasannya
Aan juga menyampaikan, pihaknya telah melakukan klarifikasi kepada Ponpes Al Zaytun. Namun, saat dimintai keterangan, Ponpes AL-Zaytun mengambil dasar hukum Quran Surah Al-Mujadilah ayat 11.
"Yang pertama dia mengambil dasar hukum Surah Al-Mujadilah (QS:11), di situ disampaikan bahwa 'Berlapang-lapanglah dalam suatu majelis," kata Aan.
Tak hanya itu, Aan juga menjelaskan tentang sosok wanita yang berada di shaf pertama tepatnya dibelakang imam. Menurut penuturan yang disampaikan, perempuan yang berada didepan itu merupakan istri pimpinan Al-Zaytun Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang.
"Saya ngambil dari informasi lain ternyata perempuan itu adalah istri Syekh (Panji Gumilang)," terang Aan.
Yang mengagetkan lagi, ternyata laki-laki yang ada di shaf depan itu merupakan seorang non muslim. Kendati tidak ikut salat, laki-laki non muslim tersebut ditempatkan di shaf depan dengan alasan sebagai tanda penghormatan.
"Itu yang non muslim tidak salat. Sebagai penghormatan saja, makanya ditaruh didepan," tukasnya. *