RADARMUKOMUKO.COM - Sering kali di antara kita pasti mengira jika maskapai penerbangan plat merah nasional Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan yang ada di Indonesia.
Maskapai tertua di Indonesia yang hingga kini masih beroperasi ini ternyata bukan yang pertama beroperasi.
Sebelum Garuda Indonesia didirikan, ternyata telah ada maskapai penerbangan yang hadir sebelum maskapai ini berdiri.
Maskapai ini diberi nama Indonesian Airways yang pertama kali mengoperasikan penerbangan sipil dan digadang-gadang menjadi awal berdirinya Garuda Indonesia.
BACA JUGA:Minggu Kedua Januari 2023 Harga TBS Makin Anjlok, Ini Daftar Lengkapnya?
Uniknya, ternyata maskapai penerbangan Indonesian Airways ini ternyata bukan berpusat di Indonesia, melainkan di Burma yang sekarang bernama Myanmar.
Maskapai penerbangan ini pertama kali tercipta atas inisiatif Angkatan Udara Republik Indonesia. Awal mulanya maskapai penerbangan ini menggunakan pesawat berjenis Dacota DC-47 yang mereka sewa.
Kemudian maskapai penerbangan Indonesian Airways ini melakukan penerbangan perdana pada tanggal 26 Januari tahun 1946.
BACA JUGA:Bahaya Main Lato-lato Bagi Anak, Baca Pesan PGRI Mukomuko Berikut Ini
Dikutip dari website resmi TNI AU, keberadaan Indonesian Airways tak lepas dari pembelian pesawat Dacota DC-47 yang diberi nama “RI-001 Seulawah”.
Pembelian pesawat tersebut diprakarsai atas gagasan KSAU Komodor Suryadi Suryadarma atas tindak lanjut dari pidato Presiden pertama RI, Sukalepas
Dalam pidatonya pada 16 Juni 1948, Presiden Soekarno menyampaikan pentingnya pertahanan udara bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
BACA JUGA:PKK Desa Gajah Mati Manfaatkan Lahan Kosong
Pidato ini akhirnya berhasil menggugah hati rakyat Sumatera, khususnya rakyat Aceh, yang berbondong-bondong melakukan pengumpulan dana untuk pembelian pesawat RI-001 Seulawah pada tahun yang 1948.
Sebulan setelah kedatangan pesawat ini. Pesawat tersebut langsung bertugas untuk mengantarkan Wakil Presiden Mohammad Hatta berkunjung ke Sumatra, melalui rute Maguwo-Jambi-Payakumbuh-Kutarajasa Pergi Pulang (PP).