RADARMUKOMUKO.COM – Tahun ajaran 2021/2022, terdapat 5 SMP Negeri dan 16 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu masuk dalam daftar kekurangan siswa baru. Kondisi ini kembali ditemukan di tahun ajaran 2022/2023, hingga mengundang perhatian Komisi III DPRD Mukomuko.
Ketua Komisi III DPRD Mukomuko, Antonius Dale ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/08/2022). Ia mengungkapkan, persoalan sekolah negeri kekurangan siswa, tidak bisa didiamkan hingga berlarut.
Menurut Antonius, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko sebagai mitra kerja Komisi III harus menyikapi persoalan ini secara serius, hingga menemukan solusi terbaik.
‘’Masalah ini memang harus betul-betul diperhatikan. Dievaluasi, apa yang menyebabkannya. Jangan dibiarkan kondisi ini berlarut. Dan tentu apa upaya yang harus dilaksanakan agar tidak terjadi lagi di tahun berikutnya,’’ ungkap Antonius.
Dikatakan Antonius, menyikapi persoalan ini, kawan-kawan anggota komisi III juga telah melaksanakan tinjauan lapangan.
Dari hasil tinjauan lapangan tersebut, diperoleh beberapa catatan yang mesti diperhatikan, baik dari pihak dinas maupun pihak sekolah.
Dijelaskannya, pertama pihak sekolah harus mengambil langkah persuasif. Membangun komunikasi, bersilaturahmi dengan pemerintahan desa dan para tokoh masyarakat. Setidaknya, melalui pendekatan persuasif ini, bisa terbangun rasa keinginan menyekolahkan anak di sekolah terdekat.
‘’Kami Komisi III, meminta Kepsek dan dewan guru proaktif, melalui tindakan persuasif. Bersilaturahmi dengan Kades, tokoh masyarakat dan minta bantuan mereka untuk menyarankan para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah terdekat. Kemudian untuk SMPN, upayakan komunikasi dengan Kepsek tingkat SD, dan minta bantuan mereka untuk mengarahkan anak melanjutkan pendidikan di sekolah yang dimaksudkan. Begitupun dengan SD, harus ada komunikasi dengan pihak TK atau PAUD,’’ ujarnya.
Lebih penting lagi, di internal sekolah harus berpacu dalam menciptakan daya tarik bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Dikatakan Antonius, ciptakan inovasi baru dengan program tambahan.
‘’Secara internal, suasana sekolahnya diperbaharui, lakukan peningkatan melalui program tambahan. Jangan monoton, supaya orang tua yakin ketika anaknya dididik disitu,’’ pintanya.
Disamping itu, tugas Disdikbud diharapkan untuk terus memantau perkembangan sekolah-sekolah yang selalu mengalami kekurangan siswa tersebut. Kata Antonius, terus lakukan evaluasi dari program kerja dan inovasi yang telah dilaksanakan oleh pihak sekolah.
‘’Ketika semua upaya sudah dilaksanakan, apa boleh buat ketika masih terjadi kekurangan siswa. Ini patut dipertimbangkan, dan langkah terakhir mau tidak mau harus dilakukan penggabungan sekolah,’’ ujarnya.
‘’Namun saya yakin jika Kepsek dan para dewan guru bisa koordinasi dengan Kades, tokoh masyarakat di daerah setempat dengan kepala SD dan TK ataupun PAUD, saya yakin itu bisa,’’ ulasnya.
Harus dimaklumi juga, kata Antonius, bagi para orang tua lebih mempercayai menyekolahkan anak-anaknya di jenjang pendidikan yang berkualitas.
‘’Sangat manusiawi, orang tua menyekolahkan anaknya indikator utama berkaitan dengan kualitas sekolah. Maka dari itu, mulai dari sekarang mari berpacu dalam menciptakan kualitas sekolah,’’ pungkasnya. (nek/advertorial).