MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.com – Seperti diperkirakan, beberapa SMPN di Kabupaten Mukomuko, minim anak didik baru, bahkan ada yang kosong sama sekali.
Fakta ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah, sebab dinilai menyebabkan pemborosan terhadap kebutuhan guru dan lainnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan ada dua SMP yang sama sekali tidak ada murid baru pada penerimaan kemarin, yaitu SMPN 42 Mukomuko yang berada di Desa Pulau Baru Ipuh. Kemudian juga SMPN 09 Mukomuko di Desa Sungai Ipuh Kecamatan Selagan Raya, juga sesuai rekap data dinas masih nol.
Juga di beberapa sekolah jumlah siswa baru sangat minim, diantaranya di SMPN 48 Mukomuko di Desa retak Mudik hanya ada dua orang murid baru, SMPN 31 Mukomuko di Desa Sido Mulya Kecamatan Penarik hanya ada 4 murid baru.
Selanjutnya di SMPN 18 Mukomuko di Talang Rio Kecamatan Air Rami hanya 7 orang siswa baru. Terus di SMPN 28 Desa Retak Ilir hanya 8 siswa baru, sama dengan kondisi SMPN 24 Bukit Makmur Penarik.
Selain itu juga sebagian SMPN lainnya jumlah siswa barunya kurang dari 20 orang. Untuk SMPN yang paling banyak siswa barunya adalah SMPN 13 Mukomuko di Desa Lubuk Sanai mencapai 154 siswa baru.
Terus SMPN 07 Lubuk Pinang mencapai 130 orang dan SMPN 3 Banda Ratu sebanyak 129 siswa baru.
Kabid Dikdas Disdikbud, Arni Gusnita, S.Pd, AUD, M.Si membenarkan informasi ini, namun data yang ada masih bersifat sementara. Kemungkinan masih ada sekolah belum menyampaikan data secara falid. Namun tidak dipungkiri sebagian sekolah di Mukomuko kekurangan siswa baru dan bahkan ada yang nihil sama sekali.
‘’Itu rekap sesuai dengan data yang sudah kita terima dan input, mungkin masih ada yang belum lengkap atau yang akan berubah, tapi memang beberapa sekolah kekurangan anak didik,’’ katanya.
Ketua Komisi III DPRD Mukomuko, terkait dengan kondisi beberapa sekolah ini, ia cukup khawatir. Ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah, terutama dinas pendidikan.
Ia menyarankan segera lakukan evaluasi, ketahui penyebabnya. Jika memang tata kelola yang kurang, sehingga orang tua tidak tertarik memasukkan anaknya kesana, maka lakukan perubahan supaya bisa bersaing dengan sekolah lain.
‘’Evaluasi harus dilakukan, ini kenapa bisa terjadi, salah sekolahnya, pengelola atau ada penyebab lain,’’ paparnya.
Lanjutnya, bila sudah dilakukan evaluasi, perbaikan, inovasi dan lainnya, tapi tetap minim peminat, maka dinas pendidikan harus merger/ pengabungan dengan sekolah lain.
Sebab ini salah satu penyebab pemborosan jumlah guru. Ia juga menyarankan semua sekolah negeri harus ada inovasi, karena alasan orang memilih swasta, lantaran banyak inovasinya.
‘’Wajar banyak yang memilih masuk swasta, karena mereka jaga kualitas dan banyak inovasi, setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, maka sekolah negeri harus bisa bersaing,’’ tutupnya.(jar)