XIV KOTO, RADARMUKOMUKO.com - Sebagian petani di wilayah Desa Lubuk Sanai (Lusan) II Kecamatan XIV Koto mulai menyiapkan proses turun tanam.
Ini terlihat puluhan hektar lahan sawah milik warga setempat sudah mulai dilakukan proses membajak atau olah tanah.
Bahkan sebagian petani terlihat sudah mulai turun tanam. Ini merupakan turun tanam yang pertama tahun ini, setelah adanya pengeringan jaringan irigasi untuk dilakukan perbaikan oleh instansi terkait.
Terkait hal ini, Pemerintah Desa Lubuk Sanai II mengucapkan terimakasih pada instansi terkait, terutama pada pihak UPTD Pengairan di Desa Lubuk Gedang.
Berkat pengawasan bersama dari pihak UPTD pekerjaan peningkatan jaringan irigasi di wilayah ini selesai tepat waktu. Sehingga para petani sawah di wilayah ini, khususnya petani di Lubuk Sanai II sudah mulai melakukan penanaman padi.
''Alhamdulillah, para petani sawah di daerah ini sudah mulai turun tanah. Karena sudah lama petani di sini tidak melakukan turun tanam pasca perbaikan jaringan irigasi oleh instansi terkait,'' ujar Kades Lubuk Sanai II, Warisno kepada crew radar mukomuko.
Lanjutnya, dimana 50 hektare lebih hamparan sawah milik warga di desa ini sudah mulai digarap. Tentunya ini akan meningkatkan perekonomian warga desa yang terpuruk pasca pandemi Covid-19.
Apalagi pada umumnya warga desa Lubuk Sanai II perekonomiannya banyak bergantung pada sawah. Karena lahan sawah di desa ini lebih mendominasi ketimbang sawit maupun lahan jenis lainnya. Dengan ini pemerintah desa kedepannya terus berupaya agar Desa Lubuk Sanai II dikenal dengan desa sentra produksi padi terbanyak di Kabupaten Mukomuko. Untuk itu, ia berharap hasil panen petani nantinya meningkat dari sebelumnya. Selain itu, ia juga berharap adanya pengawasan dari pemerintah daerah terkait tingginya harga pupuk. Menurutnya, tingginya harga pupuk juga dapat mempengaruhi hasil panen petani.
''Desa kita memiliki potensi yang bagus untuk produksi padi atau gabah kering. Tugas kita pemerintah desa kedepannya, bagaimana hasil penen atau gabah milik petani desa ini tidak dijual keluar wilayah maupun daerah. Tapi dikelola di desa atau wilayah ini sendiri, karena muaranya dapat meningkatkan PADes maupun PAD kabupaten,'' ungkap Warisno. (api)