Kasus Jembrana Masih Tinggi
Senin 18-10-2021,09:00 WIB
Reporter : Radar Mukomuko
Editor : Radar Mukomuko
Ratusan Ternak Sapi Mati
MUKOMUKO - Virus jembrana merupakan virus yang mematikan bagi hewan ternak, terutama hewan ternak sapi. Selain itu, virus jembrana ini mudah menular terhadap sapi lainnya. Dengan ini masyarakat khususnya peternak untuk berhati-hati terhadap serangan virus jembrana terhadap ternaknya. Terutama untuk peternak yang ada di Kabupaten Mukomuko. Pasalnya kasus sapi mati akibat virus jembrana di daerah ini masih tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Distan) Mukomuko, tercatat sekitar 931 ekor sapi mati akibat terserang penyakit jembrana sejak bulan Januari hingga September 2021. Plt Kepala Distan Mukomuko, Apriansyah, ST,MT melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Fitriyani mengatakan, kemungkinan masih banyak sapi mati akibat jembrana yang belum dilaporkan oleh warga di daerah ini.
''Penanganan terhadap ratusan ekor sapi yang mati akibat terserang penyakit jembrana itu, kita sarankan dikubur atau dibakar. Cara penanganan seperti ini untuk menghindari penyakit mematikan ini menular kepada ternak lain,'' kata Fitriyani.
Lanjutnya, untuk mencegah penularan penyakit ini, sebelumnya pihaknya telah memberikan vaksin sebanyak 2.000 dosis untuk 2.000 ekor sapi. Ini dilakukan agar sapi tidak terserang penyakit jembrana dan jenis penyakit lainnya. Sebanyak 2.000 ekor sapi yang menjadi sasaran vaksin itu tersebar di sejumlah wilayah baik yang tidak dan ditemukan kasus sapi yang mati akibat penyakit tersebut. Menurutnya, jumlah vaksin untuk mencegah penyakit jembrana pada sapi milik masyarakat di daerah ini masih terbatas. Untuk itu pihaknya akan mengusulkan vaksin dan obat-obatan kepada pemerintah provinsi.
''Kita berusaha mencegah jangan sampai warga membeli sapi di wilayah yang pandemi penyakit jembrana, hanya karena harga sapi murah. Perlu diketahui juga, banyak sapi yang mati akibat penyakit jembrana di daerah ini karena pola pemeliharaan dilepasliarkan. Sehingga sapi yang terjangkit penyakit tersebut menularkan ke sapi lain. Sekitar 90 persen pola pemeliharaannya dilepas liarkan,'' tutup Fitriyani. (api)
Tags :
Kategori :