MUKOMUKO - Sejak naiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akhir-akhir ini, membuat penerima program replanting mengurung niatnya untuk replantingkan lahan sawitnya. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko, hingga kini sudah 36 orang yang menerima program peremajaan tanaman kelapa sawit dari pemerintah pusat menyatakan mengundurkan diri sebagai penerima. Plt Kepala Distan Mukomuko, Apriansyah, ST, MT mengatakan, puluhan orang yang mengundurkan diri ini tergabung dalam lima kelompok tani yang sudah mendapatkan rekomendasi teknis dari pemerintah pusat tahun 2020 dan pelaksanaannya tahun 2021.
''Alasan petani kebun kelapa sawit mengundurkan diri karena harga sawit mahal. Selain itu juga ada yang sudah jual lahan perkebunan kelapa sawitnya,'' ujar Apriansyah.
Lanjutnya, adapun luas lahan milik 36 orang petani yang mengundurkan diri ini seluas 45,63 hektare. Dari 36 petani tersebut, tiga orang anggota Krp Tanera Sejahtera Desa Bunga Tanjung dengan luas lahan 5,3 hektare. Kemudian delapan orang dari Poktan KRP Tunas Harapan Desa Manjuto Jaya dengan luas lahan 13,28 hektare. Selanjutnya, 16 orang dari Poktan Karya Muda Desa Teras Terunjam dengan luas 16,10 hektare, 8 orang dari Poktan KRP Harapan Jaya Desa Lalang Luas dengan luas lahan 9,01 hektare, dan 1 orang dari Poktan Maju Bersama Desa Air Merah dengan luas lahan 1,8 hektare. Menurutnya, jumlah petani yang mengundurkan diri sebagai penerima program peremajaan tanaman kelapa sawit tersebut baru data sementara.
''Terkait dengan dana program peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah masuk ke rekening petani yang mengundurkan diri tersebut tidak bisa dicairkan. Dan dana itu harus dikembalikan,'' tegas Apriansyah. (api)