SELAGAN RAYA – Harapan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk segera bisa menikmati air bersih sepertinya masih jauh dari kenyataan. Pasalnya hingga pertengahan April ini, belum ada tanda-tanda perbaikan akan dimulai. Jangankan waktu perbaikan, anggaran saja belum jelas. Wabah coronavirus atau covid-19 membuat rencana perbaikan Berantakan. Sebagaimana disampaikan oleh Direktur PDAM Tirta Selagan, Suryadi, S.IP kemarin (16/4).
Kepada wartawan koran ini, Suryadi menjelaskan, sejak terjadi kerusakan pada akhir 2019 lalu, dirinya telah berupaya keras agar segera bisa diperbaiki. Kendala yang dihadapi adalah titik kerusakan merupakan wilayah dan kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII. Oleh karena itu, semua biaya yang muncul atas kerusakan ini menjadi tanggung jawab pihak BWS. Suryadi mengatakan, langkah yang bisa dilakukan olehnya adalah melengkapi berbagai berkas yang dibutuhkan untuk perbaikan. Pada pertengahan Maret lalu, seluruh sudah lengkap. ‘’Informasi yang saya dapat, anggaran di BWS pusat sudah hampir pasti turun. Pada tanggal 22 Maret saya dipanggil ke Jakarta untuk melakukan pemaparan akhir. Tapi saya tidak bisa berangkat karena merebaknya covid-19,’’ jelas Suryadi. Suryadi menambahkan, proses untuk mendapatkan dana ini cukup panjang, berliku dan melelahkan. Pada detik-detik terakhir berjuangan, dibuyarkan oleh wabah covid-19. Suryadi meminta pelanggan untuk tetap bersabar. Ia berjanji akan tetap berjuang hingga perbaikan terwujud. ‘’Koordinasi dengan pihak balai masih tetap berlangsung, tapi hanya melalui telepon. Mudah-mudahan saja, wabah covid-19 segera berlalu dan perbaikan segera dilakukan. Masih Suryadi, rencananya perbaikan awal berupa perbaikan darurat. Targetnya air bisa mengalir dan dinikmati pelanggan. Dana yang dibutuhkan sekitar Rp 300 juta. Setelah ini berhasil akan dilanjutkan dengan perbaikan permanen. Pihak BWS berencana memindah jalur pipa. Selain itu, pipa juga akan ditanam, sehingga lebih aman. Untuk perbaikan permanen ini dibutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar. Kemungkinan hal itu baru bisa dilakukan paling cepat tahun depan. Dengan adanya wabah covid-19 ini, berbagai rencana bisa berubah sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat. Bisa saja, dana yang rencananya untuk perbaikan, dialihkan untuk penanganan covid-19. ‘’Kalau dana dialihkan untuk penanganan covid-19, semua rencana dan rancangan bisa berubah. Mari sama-sama berdoa agar wabah ini cepat berlalu,’’ papar Suryadi. Mengapa proses perbaikan begitu lama? Suryadi menjabarkan, awalnya perbaikan diusulkan melalui dana bencana, tapi karena satu dan lain hal tidak berhasil. Kemudian diusulkan lagi melalui dana tanggap cepat. Hasilnya tim survey langsung turun ke lapangan. Hasil kajian tim, kerusakan terjadi pada titik yang rusak pada tahun 2017 lalu. Hal ini mempersulit usulan. Pasalnya pada titik yang sama telah dilakukan perbaikan. Terkait hal ini, berkas harus dilengkapi dengan dukungan dari 2 universitas. Setelah mendapat dukungan dari Universitas Bengkulu (Unib) dan Universitas Hazairin (Unihaz), berkas kembali dikirim ke Jakarta. ‘’Untuk mendapatkan dukungan 2 universitas saja butuh waktu dan proses yang tidak mudah. Setelah seluruh berkas lengkap, virus corona muncul, sampai sekarang belum ada kepastian,’’ pungkas Suryadi.(dul)Perbaikan Pipa DPAM Terkendala Covid-19
Jumat 17-04-2020,09:05 WIB
Editor : Radar Mukomuko
Kategori :